Kolom Tokoh: Refleksi Setahun Kepemimpinan Kabinet 'Indonesia Maju Berkelanjutan' - Prof. Budi Santoso
Kolom Tokoh: Refleksi Setahun Kepemimpinan Kabinet 'Indonesia Maju Berkelanjutan' - Prof. Budi Santoso Jakarta, 14 Juni 2025 - Genap satu tahun Kabinet 'Indonesia Maju Berkelanjutan' menjalankan roda...
Kolom Tokoh: Refleksi Setahun Kepemimpinan Kabinet 'Indonesia Maju Berkelanjutan' - Prof. Budi Santoso
Jakarta, 14 Juni 2025 - Genap satu tahun Kabinet 'Indonesia Maju Berkelanjutan' menjalankan roda pemerintahan, Prof. Budi Santoso, seorang pengamat kebijakan publik terkemuka, memberikan refleksi kritis terhadap kinerja kabinet ini. Dalam analisisnya, Prof. Budi menyoroti pencapaian yang telah diraih serta tantangan yang masih menghantui upaya pembangunan berkelanjutan di Indonesia.
Prof. Budi memulai refleksinya dengan mengapresiasi langkah-langkah konkret yang telah diambil pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berwawasan lingkungan. "Pemerintah telah menunjukkan komitmen yang kuat dalam mengintegrasikan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan ke dalam berbagai sektor, mulai dari energi, pertanian, hingga industri," ujarnya.
Salah satu poin penting yang disoroti adalah upaya pemerintah dalam transisi energi menuju sumber-sumber energi terbarukan. Prof. Budi mencatat bahwa investasi di sektor energi hijau mengalami peningkatan signifikan dalam setahun terakhir. "Pemerintah telah berhasil menarik investasi asing dan domestik untuk mengembangkan proyek-proyek energi terbarukan, seperti pembangkit listrik tenaga surya dan tenaga angin," jelasnya.
Selain itu, Prof. Budi juga memberikan apresiasi terhadap program pemerintah dalam meningkatkan efisiensi energi di sektor industri. "Melalui insentif dan regulasi yang tepat, pemerintah telah mendorong perusahaan-perusahaan untuk mengadopsi teknologi yang lebih hemat energi dan ramah lingkungan," tambahnya.
Namun demikian, Prof. Budi juga menyoroti sejumlah tantangan yang masih perlu diatasi oleh Kabinet 'Indonesia Maju Berkelanjutan'. Salah satu tantangan utama adalah masalah ketimpangan ekonomi yang masih cukup tinggi di berbagai wilayah Indonesia. "Pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan harus dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Pemerintah perlu lebih fokus pada program-program pemberdayaan ekonomi masyarakat marginal dan UMKM," tegasnya.
Selain itu, Prof. Budi juga menyoroti masalah kerusakan lingkungan yang masih menjadi ancaman serius bagi keberlanjutan pembangunan di Indonesia. "Pemerintah perlu memperkuat penegakan hukum terhadap pelaku perusakan lingkungan, serta meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian alam," ujarnya.
Terkait konflik yang melibatkan Israel dan Iran, Prof. Budi menekankan pentingnya menjaga stabilitas regional untuk keberlanjutan pembangunan. "Konflik bersenjata dapat mengganggu rantai pasokan global dan menghambat investasi asing. Pemerintah Indonesia perlu berperan aktif dalam mendorong dialog damai antara pihak-pihak yang bertikai," katanya.
Prof. Budi juga menyoroti beberapa isu lain yang perlu menjadi perhatian pemerintah, seperti penanganan pengungsi Rohingya di Aceh dan upaya peningkatan kualitas dana desa melalui program CSR. "Pemerintah perlu mencari solusi yang komprehensif dan berkelanjutan untuk mengatasi masalah pengungsi Rohingya, serta memastikan bahwa dana desa digunakan secara efektif untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat," jelasnya.
Di bidang ekonomi syariah, Prof. Budi mengapresiasi upaya pemerintah dalam memperkuat ekosistem halal dan mendorong inklusi keuangan syariah. "Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pusat ekonomi syariah dunia. Pemerintah perlu terus mendukung pengembangan UMKM syariah dan meningkatkan literasi keuangan syariah di kalangan masyarakat," ujarnya.
Menutup refleksinya, Prof. Budi Santoso memberikan sejumlah rekomendasi kepada Kabinet 'Indonesia Maju Berkelanjutan' untuk meningkatkan kinerja di tahun-tahun mendatang. "Pemerintah perlu memperkuat koordinasi antar kementerian dan lembaga, meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan kebijakan, serta memastikan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan anggaran," pungkasnya.
Dengan evaluasi yang jujur dan rekomendasi yang konstruktif, Prof. Budi berharap Kabinet 'Indonesia Maju Berkelanjutan' dapat terus berbenah dan memberikan kontribusi yang signifikan bagi pembangunan berkelanjutan di Indonesia.
Sumber: republika.co.id