Kolom Tokoh: Prof. Bambang Brodjonegoro - Masa Depan Ekonomi Maritim Indonesia
Jakarta, Indonesia – Perang antara Rusia dan Ukraina terus berlanjut dengan eskalasi yang meningkat, di mana Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mendesak NATO untuk memberikan jaminan yang lebih konkr...
Jakarta, Indonesia – Perang antara Rusia dan Ukraina terus berlanjut dengan eskalasi yang meningkat, di mana Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mendesak NATO untuk memberikan jaminan yang lebih konkret terkait potensi bergabungnya Ukraina ke dalam aliansi tersebut. Permintaan ini muncul menjelang KTT NATO di Vilnius, Lituania, yang akan membahas masa depan hubungan Ukraina dengan aliansi tersebut. Perkembangan ini terjadi di tengah laporan terbaru mengenai kemajuan pasukan Ukraina di dekat Bakhmut dan keputusan kontroversial Amerika Serikat untuk mengirimkan amunisi tandan ke Ukraina.
Zelensky Desak Kejelasan dari NATO
Presiden Zelensky, dalam konferensi pers di Praha bersama Presiden Ceko Petr Pavel, menyerukan sinyal yang jelas dan langkah konkret menuju undangan bagi Ukraina untuk bergabung dengan NATO. "Kami membutuhkan motivasi ini. Kami membutuhkan kejujuran dalam hubungan kami," tegas Zelensky, seperti dikutip dari Reuters. Ia menekankan bahwa Ukraina membutuhkan lebih dari sekadar pernyataan umum tentang pintu NATO yang terbuka.
Kemajuan Ukraina di Dekat Bakhmut
Di tengah konflik yang berkecamuk, pasukan Ukraina dilaporkan berhasil membuat kemajuan di dekat kota timur Bakhmut. Seorang juru bicara militer Ukraina menyatakan bahwa pasukannya telah maju lebih dari satu kilometer dalam beberapa hari terakhir. "Pasukan pertahanan terus memegang inisiatif di sana, memberikan tekanan pada musuh, melakukan operasi penyerangan, bergerak maju di sepanjang sisi utara dan selatan," kata juru bicara militer Serhiy Cherevatyi kepada televisi Ukraina. Lebih lanjut, seorang juru bicara staf umum angkatan bersenjata Ukraina menambahkan bahwa pasukan Ukraina telah mencapai keberhasilan parsial di dekat desa Klishchiivka, yang terletak di barat daya Bakhmut.
Kontroversi Pengiriman Amunisi Tandan AS
Amerika Serikat berencana untuk mengirimkan amunisi tandan ke Ukraina sebagai bagian dari paket bantuan senjata yang diperkirakan bernilai sekitar US$800 juta. Keputusan ini menuai kritik dari berbagai pihak, termasuk kelompok hak asasi manusia (HAM). Human Rights Watch mendesak AS untuk tidak mengirimkan amunisi tandan ke Ukraina, dengan alasan bahaya yang dapat ditimbulkan oleh senjata tersebut terhadap warga sipil. "Pemerintah AS seharusnya tidak menyediakan munisi tandan ke negara mana pun karena bahaya yang dapat diperkirakan dan berlangsung lama bagi warga sipil dari senjata ini," kata Mary Wareham, penjabat direktur senjata di Human Rights Watch.
Munisi tandan, yang dilarang oleh lebih dari 120 negara, melepaskan sejumlah besar bom kecil yang dapat membunuh tanpa pandang bulu di wilayah yang luas. Bom yang gagal meledak menimbulkan bahaya selama bertahun-tahun setelah konflik berakhir.
Uni Eropa Tingkatkan Produksi Amunisi dan Rudal
Di tengah meningkatnya kebutuhan akan pasokan senjata, Uni Eropa mencapai kesepakatan sementara untuk mempercepat produksi amunisi dan rudal di kawasan tersebut. Langkah ini diharapkan dapat menguntungkan Ukraina dan negara-negara anggota UE. Kepresidenan UE, yang saat ini dipegang oleh Spanyol, mengumumkan bahwa negara-negara anggota dan perwakilan Parlemen UE sepakat untuk segera memobilisasi 500 juta euro dari anggaran untuk Undang-Undang yang Mendukung Produksi Amunisi. Menteri Pertahanan Spanyol Margarita Robles menyatakan, "Ini adalah bukti lain dari komitmen UE yang tak tergoyahkan untuk mendukung Ukraina, memperkuat basis teknologi dan industri pertahanan UE, dan pada akhirnya memastikan keamanan dan pertahanan jangka panjang warga UE."
Serangan Rudal Rusia di Lviv
Konflik ini juga membawa dampak tragis bagi warga sipil. Serangan rudal Rusia di sebuah gedung apartemen di Lviv, Ukraina barat, telah menewaskan 10 orang. Walikota kota Andriy Sadovyi menyampaikan berita duka ini melalui Telegram, menambahkan bahwa petugas darurat telah menyelesaikan operasi pencarian dan penyelamatan.
Perkembangan terbaru ini menunjukkan bahwa perang di Ukraina terus berlanjut dengan intensitas tinggi, dengan implikasi yang meluas bagi keamanan regional dan global. Sementara Ukraina berjuang untuk mempertahankan diri dari agresi Rusia, dukungan internasional terus mengalir, meskipun dengan kontroversi dan perdebatan mengenai jenis bantuan yang diberikan. Masa depan konflik ini masih belum pasti, tetapi dampaknya akan terus dirasakan di seluruh dunia.
Sumber: cnbcindonesia.com