Opini & Editorial 21 Jun 2025, 11:00

Kolom Tokoh: Prof. Bambang Brodjonegoro - Investasi Teknologi Hijau untuk Masa Depan Berkelanjutan

Kolom Tokoh: Prof. Bambang Brodjonegoro - Investasi Teknologi Hijau untuk Masa Depan Berkelanjutan JAKARTA, [Tanggal Hari Ini] - Di tengah urgensi global untuk mengatasi perubahan iklim, Prof. Bambang...

Kolom Tokoh: Prof. Bambang Brodjonegoro - Investasi Teknologi Hijau untuk Masa Depan Berkelanjutan

JAKARTA, [Tanggal Hari Ini] - Di tengah urgensi global untuk mengatasi perubahan iklim, Prof. Bambang Brodjonegoro, seorang tokoh ekonomi terkemuka, menyerukan peningkatan investasi dalam teknologi hijau sebagai kunci untuk mencapai pembangunan berkelanjutan. Menurutnya, langkah ini krusial untuk mengurangi emisi karbon dan memastikan masa depan bumi yang lebih baik.

Dalam berbagai kesempatan, Prof. Bambang menekankan bahwa transisi menuju ekonomi hijau bukan hanya pilihan, melainkan sebuah keharusan. Ia berpendapat bahwa investasi dalam teknologi ramah lingkungan akan membuka peluang ekonomi baru, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan daya saing bangsa.

"Kita harus melihat investasi teknologi hijau sebagai investasi masa depan. Ini bukan hanya tentang lingkungan, tetapi juga tentang pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," ujarnya.

Prof. Bambang menyoroti pentingnya peran pemerintah dalam mendorong investasi ini melalui kebijakan insentif yang kuat. Insentif fiskal, seperti keringanan pajak dan subsidi, dapat menjadi daya tarik bagi sektor swasta untuk berinvestasi dalam energi terbarukan, efisiensi energi, dan teknologi pengurangan emisi.

"Kebijakan insentif yang tepat akan memicu inovasi dan mempercepat adopsi teknologi hijau di berbagai sektor industri," jelasnya.

Selain insentif fiskal, Prof. Bambang juga menekankan perlunya regulasi yang mendukung pengembangan teknologi hijau. Regulasi yang jelas dan konsisten akan memberikan kepastian bagi investor dan menciptakan iklim investasi yang kondusif.

"Regulasi yang baik akan menciptakan pasar yang stabil dan mendorong investasi jangka panjang dalam teknologi hijau," tambahnya.

Prof. Bambang juga menyoroti pentingnya kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan lembaga penelitian dalam mengembangkan teknologi hijau. Ia berpendapat bahwa kolaborasi ini akan mempercepat inovasi dan memastikan bahwa teknologi yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan pasar.

"Kolaborasi adalah kunci untuk menciptakan ekosistem inovasi yang kuat. Pemerintah harus memfasilitasi kolaborasi antara berbagai pihak untuk mencapai tujuan bersama," katanya.

Dalam konteks global, Prof. Bambang menekankan pentingnya Indonesia untuk menjadi pemimpin dalam pengembangan teknologi hijau. Ia berpendapat bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pusat inovasi teknologi hijau di kawasan Asia Tenggara.

"Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah dan tenaga kerja yang terampil. Kita harus memanfaatkan potensi ini untuk menjadi pemain utama dalam pengembangan teknologi hijau," ujarnya.

Prof. Bambang juga menyoroti pentingnya pendidikan dan pelatihan dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang kompeten di bidang teknologi hijau. Ia berpendapat bahwa investasi dalam pendidikan dan pelatihan akan memastikan bahwa Indonesia memiliki tenaga kerja yang mampu mengembangkan dan menerapkan teknologi hijau.

"Pendidikan dan pelatihan adalah investasi jangka panjang yang akan memberikan manfaat besar bagi negara. Kita harus memastikan bahwa generasi muda memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan perubahan iklim," jelasnya.

Di akhir berbagai kesempatan tersebut, Prof. Bambang Brodjonegoro mengajak semua pihak untuk bersatu padu dalam mewujudkan visi pembangunan berkelanjutan melalui investasi teknologi hijau. Ia yakin bahwa dengan kerja keras dan komitmen yang kuat, Indonesia dapat mencapai masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang. Investasi dalam teknologi hijau bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga tanggung jawab seluruh masyarakat. Dengan berinvestasi dalam teknologi hijau, kita berinvestasi dalam masa depan yang lebih baik bagi semua.

Sumber: bisnis.tempo.co