Kolom Tokoh: Pendidikan Karakter di Era Digital - Pandangan Prof. Budi Santoso
Kolom Tokoh: Pendidikan Karakter di Era Digital - Pandangan Prof. Budi Santoso JAKARTA, Indonesia – Di tengah pesatnya perkembangan teknologi digital, pendidikan karakter bagi generasi muda menjadi is...
Kolom Tokoh: Pendidikan Karakter di Era Digital - Pandangan Prof. Budi Santoso
JAKARTA, Indonesia – Di tengah pesatnya perkembangan teknologi digital, pendidikan karakter bagi generasi muda menjadi isu krusial yang perlu mendapat perhatian serius. Prof. Budi Santoso, seorang pakar pendidikan terkemuka, menekankan pentingnya keseimbangan antara penguasaan teknologi dan nilai-nilai moral dalam membentuk generasi penerus bangsa. Dalam wawancara eksklusif pada Kamis, 19 Juni 2025, Prof. Budi mengungkapkan pandangannya mengenai tantangan dan strategi pendidikan karakter di era digital.
Menurut Prof. Budi, era digital menawarkan peluang tak terbatas bagi generasi muda untuk mengakses informasi dan mengembangkan keterampilan. Namun, kemudahan akses ini juga membawa risiko terhadap degradasi moral dan etika. "Anak-anak muda kita saat ini tumbuh di lingkungan yang dipenuhi dengan informasi yang belum tentu benar dan nilai-nilai yang bertentangan dengan budaya kita," ujarnya.
Prof. Budi menjelaskan bahwa pendidikan karakter harus menjadi fondasi utama dalam kurikulum pendidikan. Ia mengusulkan pendekatan holistik yang melibatkan keluarga, sekolah, dan masyarakat. "Pendidikan karakter bukan hanya tanggung jawab sekolah, tetapi juga keluarga dan lingkungan sekitar. Kita harus menciptakan ekosistem yang mendukung pembentukan karakter positif pada anak-anak," katanya.
Salah satu tantangan utama dalam pendidikan karakter di era digital adalah pengaruh media sosial. Prof. Budi menyoroti bahwa media sosial sering kali menjadi wadah penyebaran informasi yang tidak akurat dan konten negatif. "Kita harus membekali anak-anak dengan kemampuan berpikir kritis agar mereka dapat memilah informasi yang benar dan salah," tegasnya.
Selain itu, Prof. Budi juga menekankan pentingnya mengajarkan etika digital kepada generasi muda. Etika digital mencakup perilaku yang bertanggung jawab dalam menggunakan teknologi, menghormati hak cipta, dan menjaga privasi. "Anak-anak harus memahami bahwa setiap tindakan mereka di dunia maya memiliki konsekuensi di dunia nyata," jelasnya.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, Prof. Budi mengusulkan beberapa strategi konkret. Pertama, sekolah harus mengintegrasikan pendidikan karakter ke dalam semua mata pelajaran. "Pendidikan karakter tidak boleh menjadi mata pelajaran yang terpisah, tetapi harus terintegrasi ke dalam semua aspek pembelajaran," katanya.
Kedua, keluarga harus menjadi contoh yang baik bagi anak-anak dalam berperilaku di dunia digital. "Orang tua harus menjadi panutan bagi anak-anak dalam menggunakan teknologi secara bijak dan bertanggung jawab," ujarnya.
Ketiga, masyarakat harus menciptakan lingkungan yang mendukung pembentukan karakter positif pada generasi muda. "Kita harus membangun komunitas yang peduli terhadap pendidikan karakter dan memberikan dukungan kepada anak-anak," katanya.
Prof. Budi juga menyoroti pentingnya peran pemerintah dalam mendukung pendidikan karakter di era digital. Pemerintah dapat memberikan pelatihan kepada guru dan orang tua, mengembangkan konten pendidikan yang berkualitas, dan membuat regulasi yang melindungi anak-anak dari konten negatif.
"Pendidikan karakter adalah investasi jangka panjang bagi masa depan bangsa. Jika kita berhasil membentuk generasi muda yang berkarakter positif, maka kita akan memiliki bangsa yang kuat dan maju," tegasnya.
Dalam konteks implementasi, Prof. Budi menyarankan penggunaan teknologi sebagai alat bantu dalam pendidikan karakter. Aplikasi dan platform digital dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan moral dan etika kepada generasi muda dengan cara yang menarik dan interaktif.
"Kita tidak boleh menolak teknologi, tetapi harus memanfaatkannya untuk tujuan yang positif. Teknologi dapat menjadi alat yang sangat efektif dalam pendidikan karakter jika digunakan dengan bijak," ujarnya.
Sebagai penutup, Prof. Budi mengajak semua pihak untuk bersama-sama berperan aktif dalam pendidikan karakter di era digital. Ia yakin bahwa dengan kerja sama yangSolid, kita dapat membentuk generasi muda yang cerdas, berkarakter, dan berdaya saing tinggi. "Mari kita jadikan pendidikan karakter sebagai prioritas utama dalam membangun masa depan bangsa yang lebih baik," pungkasnya.
Sumber: news.republika.co.id