Opini & Editorial 16 Jun 2025, 12:13

Kolom Tokoh: Mengatasi Disinformasi AI Menjelang Pemilu Lokal 2025 - Pandangan Mahfud MD

Kolom Tokoh: Mengatasi Disinformasi AI Menjelang Pemilu Lokal 2025 - Pandangan Mahfud MD JAKARTA, [Tanggal Hari Ini] - Menjelang Pemilihan Umum Lokal (Pemilu Lokal) 2025, ancaman disinformasi yang dih...

Kolom Tokoh: Mengatasi Disinformasi AI Menjelang Pemilu Lokal 2025 - Pandangan Mahfud MD

JAKARTA, [Tanggal Hari Ini] - Menjelang Pemilihan Umum Lokal (Pemilu Lokal) 2025, ancaman disinformasi yang dihasilkan oleh kecerdasan buatan (AI) menjadi sorotan utama. Dalam kolom terbarunya, tokoh publik dan pakar hukum, Mahfud MD, menyoroti potensi bahaya serta strategi mitigasi yang perlu diterapkan untuk menjaga integritas demokrasi di tingkat lokal.

Mahfud MD mengungkapkan kekhawatiran mendalam tentang bagaimana AI dapat digunakan untuk menyebarkan berita palsu, memanipulasi opini publik, dan mengganggu proses pemilu. "Disinformasi yang dihasilkan AI memiliki kemampuan untuk menyebar dengan sangat cepat dan masif, sulit dibedakan dari informasi yang benar, dan berpotensi merusak kepercayaan masyarakat terhadap proses demokrasi," tulis Mahfud dalam kolomnya.

Menurutnya, Pemilu Lokal 2025 menjadi sangat rentan karena tingkat partisipasi yang lebih rendah dibandingkan pemilu nasional, sehingga disinformasi dapat memiliki dampak yang lebih signifikan. Selain itu, isu-isu lokal yang kompleks dan kurangnya perhatian media nasional dapat dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab untuk menyebarkan narasi palsu demi kepentingan politik tertentu.

Dalam kolom tersebut, Mahfud MD menguraikan beberapa strategi mitigasi yang perlu diterapkan oleh berbagai pihak. Pertama, peningkatan literasi digital masyarakat menjadi kunci utama. "Masyarakat perlu dibekali dengan kemampuan untuk membedakan antara informasi yang benar dan yang salah, serta memahami bagaimana AI dapat digunakan untuk memanipulasi informasi," jelasnya. Program-program edukasi dan pelatihan literasi digital harus digencarkan, khususnya di daerah-daerah yang memiliki tingkat akses informasi yang rendah.

Kedua, Mahfud menekankan pentingnya peran aktif pemerintah dan lembaga terkait dalam mengawasi dan menindak penyebaran disinformasi. "Pemerintah harus memiliki mekanisme yang efektif untuk mendeteksi, melacak, dan menghapus konten disinformasi yang beredar di platform media sosial dan media online lainnya," tegasnya. Selain itu, penegakan hukum yang tegas terhadap pelaku penyebaran disinformasi juga diperlukan untuk memberikan efek jera.

Ketiga, Mahfud MD juga menyoroti perlunya kerjasama antara platform media sosial, organisasi masyarakat sipil, dan media massa dalam memerangi disinformasi. "Platform media sosial memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan bahwa platform mereka tidak digunakan untuk menyebarkan disinformasi. Mereka harus menerapkan algoritma yang dapat mendeteksi dan menghapus konten-konten yang melanggar aturan," ujarnya. Organisasi masyarakat sipil dan media massa juga dapat berperan dalam melakukan verifikasi fakta dan menyebarkan informasi yang benar kepada masyarakat.

Lebih lanjut, Mahfud MD juga menyinggung tentang pentingnya regulasi yang jelas dan adaptif terhadap perkembangan teknologi AI. "Regulasi harus mampu mengatur penggunaan AI dalam konteks pemilu, tanpa menghambat inovasi dan perkembangan teknologi itu sendiri," katanya. Regulasi ini harus mencakup aspek-aspek seperti transparansi algoritma, akuntabilitas platform media sosial, dan perlindungan data pribadi.

Di akhir kolomnya, Mahfud MD mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersatu padu dalam menghadapi ancaman disinformasi AI menjelang Pemilu Lokal 2025. "Integritas demokrasi kita berada di ujung tanduk. Kita tidak boleh lengah dan harus bekerja sama untuk memastikan bahwa pemilu berlangsung secara jujur, adil, dan bebas dari intervensi disinformasi," pungkasnya.

Dengan Pemilu Lokal 2025 yang semakin dekat, pandangan Mahfud MD ini menjadi pengingat yang penting bagi semua pihak untuk meningkatkan kewaspadaan dan mengambil langkah-langkah konkret dalam memerangi disinformasi AI. Hanya dengan upaya bersama, kita dapat melindungi demokrasi dan memastikan bahwa suara rakyat benar-benar menentukan arah pembangunan daerah.

Sumber: nasional.tempo.co