Opini & Editorial 21 Jun 2025, 03:31

Kolom Rizal Ramli: Mengkritisi Kebijakan Impor Beras dan Dampaknya Bagi Petani Lokal

Jakarta, [Tanggal] – Kebijakan impor beras yang terus dilakukan pemerintah kembali menuai kritik. Kali ini, ekonom senior Rizal Ramli melalui kolomnya di [Nama Media] menyoroti dampak negatif kebijaka...

Jakarta, [Tanggal] – Kebijakan impor beras yang terus dilakukan pemerintah kembali menuai kritik. Kali ini, ekonom senior Rizal Ramli melalui kolomnya di [Nama Media] menyoroti dampak negatif kebijakan tersebut terhadap kesejahteraan petani lokal. Rizal Ramli menekankan bahwa impor beras bukanlah solusi jangka panjang dan mendesak pemerintah untuk fokus pada peningkatan produktivitas pertanian dalam negeri.

Dalam tulisannya, Rizal Ramli mengungkapkan kekecewaannya terhadap pemerintah yang dinilai kurang serius dalam melindungi petani. "Impor beras ini seperti lingkaran setan. Setiap kali panen raya, harga beras jatuh karena banjir impor. Petani merugi, dan akhirnya enggan menanam lagi," tulis Rizal Ramli. Ia menambahkan, kebijakan ini tidak hanya merugikan petani secara ekonomi, tetapi juga mengancam keberlangsungan sektor pertanian secara keseluruhan.

Rizal Ramli juga mempertanyakan dasar pengambilan keputusan pemerintah terkait impor beras. Menurutnya, data produksi beras nasional seringkali tidak akurat dan cenderung dilebih-lebihkan. Hal ini menyebabkan pemerintah mengambil kebijakan impor yang sebenarnya tidak diperlukan. "Pemerintah harus transparan dan akuntabel dalam mengelola data pertanian. Jangan sampai data yang tidak valid dijadikan alasan untuk impor," tegasnya.

Lebih lanjut, Rizal Ramli menawarkan beberapa solusi konkret untuk mengatasi masalah ini. Pertama, pemerintah harus fokus pada peningkatan infrastruktur pertanian, seperti irigasi dan jalan сельские. Kedua, petani perlu diberikan akses yang lebih mudah terhadap teknologi pertanian modern dan bibit unggul. Ketiga, pemerintah harus memberikan subsidi yang tepat sasaran kepada petani, terutama saat musim panen.

"Kita harus belajar dari negara-negara lain yang berhasil meningkatkan produktivitas pertaniannya. Investasi di sektor pertanian adalah investasi jangka panjang yang akan memberikan manfaat besar bagi seluruh bangsa," ujar Rizal Ramli. Ia mencontohkan beberapa negara di Asia yang berhasil meningkatkan produksi berasnya melalui penerapan teknologi dan manajemen pertanian yang modern.

Selain itu, Rizal Ramli juga menyoroti pentingnya peran Bulog dalam menjaga stabilitas harga beras. Bulog harus memiliki kemampuan untuk menyerap hasil panen petani dengan harga yang wajar dan mendistribusikannya kepada masyarakat dengan harga yang terjangkau. "Bulog harus menjadi стабилизатор harga, bukan malah menjadi alat spekulasi," katanya.

Menanggapi kritik Rizal Ramli, Kementerian Pertanian belum memberikan pernyataan resmi. Namun, sebelumnya Menteri Pertanian [Nama Menteri] pernah menyatakan bahwa impor beras dilakukan untuk menjaga ketersediaan pasokan dan stabilitas harga beras di pasar. Pemerintah juga mengklaim telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan produktivitas pertanian, seperti pemberian bantuan bibit, pupuk, dan alat pertanian.

Namun, Rizal Ramli tetap skeptis terhadap klaim pemerintah. Ia menilai bahwa upaya-upaya tersebut belum memberikan dampak yang signifikan bagi kesejahteraan petani. "Kita butuh solusi yang lebih фундаменталь dan komprehensif. Jangan hanya memberikan bantuan sesaat, tetapi juga menciptakan ekosistem pertanian yang berkelanjutan," tegasnya.

Di akhir tulisannya, Rizal Ramli mengajak seluruh elemen masyarakat untuk peduli terhadap nasib petani. Ia berharap pemerintah dapat segera mengambil langkah-langkah konkret untuk melindungi petani dan meningkatkan produktivitas pertanian dalam negeri. "Petani adalah pahlawan pangan kita. Jangan biarkan mereka terus menderita," pungkasnya.

Kebijakan impor beras memang menjadi isu yang sensitif dan seringkali menimbulkan polemik. Di satu sisi, pemerintah berupaya untuk menjaga ketersediaan pasokan dan stabilitas harga beras. Namun, di sisi lain, kebijakan ini dapat merugikan petani lokal yang kesulitan bersaing dengan beras impor yang harganya lebih murah. Oleh karena itu, diperlukan solusi yang komprehensif dan berkelanjutan untuk mengatasi masalah ini, sehingga kesejahteraan petani dapat terjamin dan ketahanan pangan nasional dapat tercapai.

Sumber: ekonomi.republika.co.id