Opini & Editorial 18 Jun 2025, 02:53

Kolom Prof. Quraish Shihab: Toleransi Beragama di Era Digital: Antara Peluang dan Tantangan

Kolom Prof. Quraish Shihab: Toleransi Beragama di Era Digital: Antara Peluang dan Tantangan Jakarta, Indonesia - Di tengah arus informasi yang deras dan interaksi global yang semakin intens, toleransi...

Kolom Prof. Quraish Shihab: Toleransi Beragama di Era Digital: Antara Peluang dan Tantangan

Jakarta, Indonesia - Di tengah arus informasi yang deras dan interaksi global yang semakin intens, toleransi beragama menjadi isu krusial yang membutuhkan perhatian serius. Era digital, dengan segala kemudahan dan kecepatannya, menghadirkan peluang sekaligus tantangan bagi kerukunan antar umat beragama. Prof. Quraish Shihab, seorang cendekiawan Muslim terkemuka, menyoroti pentingnya menjaga toleransi beragama di era digital dalam kolom terbarunya.

Prof. Quraish Shihab menekankan bahwa era digital telah mengubah lanskap komunikasi dan interaksi sosial secara fundamental. Di satu sisi, platform digital memungkinkan dialog antar umat beragama yang lebih luas dan terbuka. Informasi tentang berbagai agama dan keyakinan dapat diakses dengan mudah, memungkinkan masyarakat untuk saling mengenal dan memahami perbedaan. Namun, di sisi lain, era digital juga menjadi lahan subur bagi penyebaran disinformasi, ujaran kebencian, dan propaganda yang dapat memicu konflik antar umat beragama.

"Kemudahan akses informasi di era digital harus dimanfaatkan untuk memperkuat toleransi dan saling pengertian. Namun, kita juga harus waspada terhadap potensi penyalahgunaan teknologi untuk menyebarkan kebencian dan memecah belah," tulis Prof. Quraish Shihab dalam kolomnya.

Menurut Prof. Quraish Shihab, literasi digital menjadi kunci untuk mengatasi tantangan toleransi beragama di era digital. Masyarakat perlu dibekali dengan kemampuan untuk memilah dan memilih informasi yang benar dan akurat, serta untuk mengidentifikasi dan melaporkan konten-konten yang berpotensi memicu konflik.

"Literasi digital bukan hanya tentang kemampuan menggunakan teknologi, tetapi juga tentang kemampuan berpikir kritis dan bertanggung jawab dalam berinteraksi di dunia maya," tegas Prof. Quraish Shihab.

Selain literasi digital, Prof. Quraish Shihab juga menekankan pentingnya dialog antar umat beragama sebagai sarana untuk membangun jembatan pemahaman dan mengurangi prasangka. Dialog yang konstruktif dan inklusif dapat membantu mengatasi kesalahpahaman dan stereotip negatif yang seringkali menjadi akar konflik.

"Dialog antar umat beragama harus dilakukan secara terbuka dan jujur, dengan menghormati perbedaan dan mencari titik temu," kata Prof. Quraish Shihab.

Dalam konteks global, Prof. Quraish Shihab menyoroti konflik yang terjadi di berbagai belahan dunia, termasuk konflik antara Iran dan Israel, serta situasi di Palestina. Beliau menyerukan kepada semua pihak untuk menahan diri dan mencari solusi damai melalui dialog dan diplomasi.

"Konflik hanya akan membawa penderitaan dan kehancuran. Kita harus mengutamakan perdamaian dan mencari solusi yang adil dan berkelanjutan," imbau Prof. Quraish Shihab.

Prof. Quraish Shihab juga menyinggung tentang pentingnya peran pemerintah dan tokoh agama dalam mempromosikan toleransi beragama di era digital. Pemerintah perlu membuat regulasi yang jelas dan tegas untuk menindak pelaku penyebaran ujaran kebencian dan disinformasi. Sementara itu, tokoh agama perlu memberikan contoh yang baik dalam berinteraksi di dunia maya, serta aktif menyuarakan pesan-pesan perdamaian dan toleransi.

"Pemerintah dan tokoh agama memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga kerukunan antar umat beragama di era digital. Kita harus bekerja sama untuk menciptakan lingkungan digital yang aman, inklusif, dan damai," ujar Prof. Quraish Shihab.

Menutup kolomnya, Prof. Quraish Shihab mengajak seluruh masyarakat untuk menjadikan era digital sebagai momentum untuk memperkuat toleransi beragama dan membangun masyarakat yang lebih harmonis dan sejahtera. Beliau berharap, dengan literasi digital, dialog antar umat beragama, dan peran aktif pemerintah serta tokoh agama, Indonesia dapat menjadi contoh bagi dunia dalam menjaga kerukunan antar umat beragama di era digital.

Sumber: republika.co.id