Opini & Editorial 16 Jun 2025, 13:02

Kolom Mochtar Pabotinggi: Geopolitik Indonesia di Tengah Konflik Global - Neutralitas Aktif yang Berkelanjutan?

Kolom Mochtar Pabotinggi: Geopolitik Indonesia di Tengah Konflik Global - Neutralitas Aktif yang Berkelanjutan? JAKARTA, KOMPAS.com - Di tengah pusaran konflik global yang semakin kompleks, bagaimana...

Kolom Mochtar Pabotinggi: Geopolitik Indonesia di Tengah Konflik Global - Neutralitas Aktif yang Berkelanjutan?

JAKARTA, KOMPAS.com - Di tengah pusaran konflik global yang semakin kompleks, bagaimana posisi Indonesia dalam percaturan geopolitik dunia? Mochtar Pabotinggi, seorang analis politik, mengulas tantangan dan peluang bagi Indonesia dalam mempertahankan prinsip netralitas aktifnya. Artikel ini akan membahas analisis Pabotinggi mengenai peran Indonesia di tengah konflik regional, khususnya terkait ketegangan antara Iran dan Israel, serta dampaknya terhadap ekonomi dan stabilitas nasional.

Pabotinggi membuka analisisnya dengan menyoroti peningkatan eskalasi konflik di berbagai belahan dunia, termasuk ketegangan yang meningkat antara Iran dan Israel. Konflik ini, menurutnya, tidak hanya berdampak pada kawasan Timur Tengah, tetapi juga memiliki implikasi global, termasuk bagi Indonesia.

"Indonesia, dengan prinsip politik luar negeri bebas aktif, memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas kawasan," ujar Pabotinggi dalam kolomnya. Ia menambahkan, prinsip netralitas aktif bukan berarti pasif, melainkan Indonesia harus aktif berkontribusi dalam menciptakan perdamaian dan stabilitas dunia.

Salah satu tantangan utama bagi Indonesia adalah menjaga keseimbangan antara kepentingan nasional dan kontribusi terhadap perdamaian dunia. Pabotinggi menjelaskan bahwa Indonesia perlu berhati-hati dalam mengambil sikap terkait konflik internasional agar tidak terjebak dalam polarisasi kekuatan global.

"Indonesia harus mampu menjaga jarak yang sama dengan semua pihak yang berkonflik, sambil tetap berpegang pada prinsip-prinsip kemanusiaan dan hukum internasional," tegasnya.

Selain itu, Pabotinggi juga menyoroti dampak ekonomi dari konflik global terhadap Indonesia. Kenaikan harga minyak dunia akibat ketegangan di Timur Tengah, misalnya, dapat memicu inflasi dan mengganggu stabilitas ekonomi nasional.

"Pemerintah perlu mengambil langkah-langkah antisipatif untuk memitigasi dampak negatif dari konflik global terhadap ekonomi Indonesia," sarannya. Langkah-langkah tersebut, menurutnya, antara lain diversifikasi sumber energi, peningkatan efisiensi energi, dan penguatan sektor-sektor ekonomi domestik.

Pabotinggi juga membahas mengenai kesiapan Indonesia dalam menghadapi potensi konflik di kawasan. Ia menekankan pentingnya memperkuat diplomasi preventif dan meningkatkan kapasitas pertahanan nasional.

"Diplomasi preventif adalah kunci untuk mencegah eskalasi konflik di kawasan," katanya. Indonesia, menurutnya, perlu aktif menjalin komunikasi dan dialog dengan semua pihak terkait untuk mencari solusi damai atas setiap permasalahan.

Selain itu, ia juga menekankan pentingnya modernisasi alutsista dan peningkatan kemampuan personel militer untuk menjaga kedaulatan dan keamanan negara. "Indonesia harus memiliki kekuatan pertahanan yang kredibel untuk mencegah terjadinya agresi dari pihak manapun," tegasnya.

Dalam konteks ketegangan antara Iran dan Israel, Pabotinggi menilai bahwa Indonesia perlu mengambil peran aktif dalam mendorong dialog dan rekonsiliasi. Ia mengusulkan agar Indonesia menjadi mediator dalam konflik tersebut, dengan melibatkan negara-negara lain yang memiliki kepentingan sama.

"Indonesia memiliki modal sosial dan politik yang cukup untuk menjadi mediator yang kredibel," ujarnya. Ia menambahkan, Indonesia memiliki hubungan baik dengan semua pihak terkait dan memiliki pengalaman dalam menyelesaikan konflik di kawasan.

Pabotinggi juga mengingatkan bahwa konflik global dapat memicu radikalisme dan terorisme di dalam negeri. Pemerintah, menurutnya, perlu meningkatkan kewaspadaan dan memperkuat upaya deradikalisasi untuk mencegah penyebaran ideologi ekstremis.

"Radikalisme dan terorisme adalah ancaman nyata bagi keamanan nasional," tegasnya. Ia menambahkan, pemerintah perlu bekerja sama dengan semua elemen masyarakat untuk memerangi radikalisme dan terorisme.

Menutup analisisnya, Mochtar Pabotinggi menekankan bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pemain kunci dalam percaturan geopolitik global. Dengan berpegang pada prinsip netralitas aktif, Indonesia dapat berkontribusi secara signifikan dalam menciptakan perdamaian dan stabilitas dunia, sambil tetap menjaga kepentingan nasionalnya.

"Indonesia harus mampu memanfaatkan peluang yang ada untuk memperkuat posisinya di dunia internasional," pungkasnya. Ia berharap, Indonesia dapat terus berperan aktif dalam menjaga perdamaian dan stabilitas kawasan, serta menjadi contoh bagi negara-negara lain dalam menerapkan prinsip politik luar negeri yang bebas aktif.

Sumber: news.republika.co.id