Kolom Luhut Binsar Pandjaitan: Hilirisasi Industri dan Visi Indonesia Emas 2045

Hari Kesadaran Albinisme Internasional: Mengenang Satu Dekade Perjuangan dan Kesadaran

Setiap tanggal 13 Juni, dunia memperingati Hari Kesadaran Albinisme Internasional (IAAD). Peringatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat global tentang albinisme, sebuah kondisi genetik langka, serta perjuangan dan diskriminasi yang sering dihadapi oleh para penyandangnya. Tahun ini, IAAD menginjak usia 10 tahun, menjadi momentum penting untuk merefleksikan kemajuan yang telah dicapai dan tantangan yang masih ada.

Apa Itu Albinisme?

Albinisme adalah kelainan genetik yang diturunkan sejak lahir, menyebabkan kurangnya atau tidak adanya pigmen melanin pada rambut, kulit, dan mata. Kondisi ini membuat penyandangnya rentan terhadap kerusakan akibat sinar matahari, gangguan penglihatan, dan risiko kanker kulit. Albinisme dapat terjadi pada siapa saja, tanpa memandang etnis atau jenis kelamin.

Sejarah dan Tujuan Peringatan IAAD

Peringatan Hari Kesadaran Albinisme Internasional bermula dari resolusi Dewan Hak Asasi Manusia PBB pada tahun 2013, yang menyerukan pencegahan serangan dan diskriminasi terhadap penderita albinisme. Pada tahun 2014, Majelis Umum PBB secara resmi menetapkan tanggal 13 Juni sebagai IAAD.

Tujuan utama peringatan ini adalah untuk meningkatkan kesadaran global tentang albinisme, memerangi stigma dan diskriminasi, serta memperjuangkan hak-hak penyandang albinisme. Organisasi Nasional untuk Albinisme dan Hipopigmentasi (NOAH) bersama komunitas albinisme di seluruh dunia berperan aktif dalam mendorong advokasi dan kesadaran albinisme.

Tema IAAD 2024: Satu Dekade Kemajuan Kolektif

Tahun 2024, IAAD mengusung tema "10 Years of IAAD: A Decade of Collective Progress" atau "10 tahun IAAD: Satu dekade kemajuan kolektif". Tema ini mengajak seluruh masyarakat dunia untuk berpartisipasi dalam meningkatkan kesadaran tentang hak asasi kelompok albinisme, dengan fokus pada pencapaian yang telah diraih dan tantangan yang masih dihadapi.

Prevalensi dan Tantangan Albinisme

Prevalensi albinisme bervariasi di setiap negara. Di Amerika Utara dan Eropa, diperkirakan 1 dari 17.000 hingga 20.000 orang menderita albinisme. Kondisi ini lebih umum terjadi di Afrika Sub-Sahara, terutama di Tanzania, dengan angka 1 dari 1.400 orang. Di Zimbabwe dan beberapa kelompok etnis di Afrika Selatan, prevalensi albinisme bahkan mencapai 1 dari 1.000 orang.

Penyandang albinisme menghadapi berbagai tantangan, termasuk diskriminasi, stigma sosial, kesulitan akses terhadap pendidikan dan pekerjaan, serta risiko kesehatan yang lebih tinggi. Mereka juga sering menjadi korban kekerasan dan persekusi, terutama di beberapa wilayah Afrika.

Peran PBB dan Komunitas Internasional

PBB dan berbagai organisasi internasional terus berupaya untuk melindungi dan mempromosikan hak-hak penyandang albinisme. Dewan Hak Asasi Manusia PBB telah menunjuk seorang Ahli Independen mengenai hak asasi manusia penyandang albinisme untuk memantau situasi dan memberikan rekomendasi kepada negara-negara anggota.

Komunitas internasional juga berperan penting dalam memberikan dukungan kepada penyandang albinisme, melalui program pendidikan, kesehatan, dan advokasi.

Harapan untuk Masa Depan

Peringatan Hari Kesadaran Albinisme Internasional menjadi pengingat bahwa masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk menciptakan dunia yang inklusif dan adil bagi penyandang albinisme. Dengan meningkatkan kesadaran, memerangi stigma, dan memperjuangkan hak-hak mereka, kita dapat membantu mewujudkan masa depan yang lebih baik bagi komunitas albinisme di seluruh dunia.

"Resolusi bersejarah ini menegaskan fokus global pada advokasi albinisme," demikian pernyataan dari Organisasi Nasional untuk Albinisme dan Hipopigmentasi (NOAH), menekankan pentingnya peringatan IAAD dalam mendorong perubahan positif.

Sumber: news.detik.com