Kolom Ahmad Syafi'i Maarif: Pendidikan Karakter di Era Digital, Tantangan dan Solusi
Jakarta, 11 Juni 2025 - Di tengah pesatnya perkembangan teknologi digital, tantangan pendidikan karakter bagi generasi muda semakin kompleks. Almarhum cendekiawan muslim, Ahmad Syafi'i Maarif, atau ya...
Jakarta, 11 Juni 2025 - Di tengah pesatnya perkembangan teknologi digital, tantangan pendidikan karakter bagi generasi muda semakin kompleks. Almarhum cendekiawan muslim, Ahmad Syafi'i Maarif, atau yang akrab disapa Buya Syafii, pernah menyampaikan pandangannya mengenai pentingnya pendidikan karakter di era digital. Tulisan beliau yang diterbitkan kembali baru-baru ini menyoroti perlunya pengawasan dan pendampingan agar generasi muda dapat bijak dalam memanfaatkan teknologi.
Buya Syafii menekankan bahwa era digital membawa dampak positif dan negatif. Kemudahan akses informasi dan komunikasi membuka peluang belajar dan berinteraksi tanpa batas. Namun, di sisi lain, paparan konten negatif, disinformasi, dan potensi penyalahgunaan teknologi menjadi ancaman serius bagi pembentukan karakter generasi muda.
"Generasi muda kita saat ini hidup di dunia yang sangat berbeda dengan generasi sebelumnya. Teknologi digital telah mengubah cara mereka belajar, berinteraksi, dan bahkan berpikir. Oleh karena itu, pendidikan karakter harus disesuaikan dengan tantangan zaman," tulis Buya Syafii dalam artikelnya.
Menurut Buya Syafii, pendidikan karakter di era digital tidak hanya menjadi tanggung jawab sekolah dan keluarga, tetapi juga masyarakat secara luas. Pemerintah, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan media massa memiliki peran penting dalam memberikan contoh dan nilai-nilai positif kepada generasi muda.
"Kita tidak bisa menyerahkan sepenuhnya pendidikan karakter kepada sekolah atau keluarga. Lingkungan sekitar, termasuk media massa dan tokoh publik, juga memiliki pengaruh besar terhadap pembentukan karakter generasi muda," tegasnya.
Salah satu solusi yang ditawarkan Buya Syafii adalah penguatan literasi digital. Generasi muda perlu dibekali dengan kemampuan untuk memilah dan memilih informasi yang benar dan bermanfaat. Mereka juga perlu diajarkan tentang etika dan tanggung jawab dalam menggunakan media sosial dan platform digital lainnya.
"Literasi digital adalah kunci untuk menghadapi tantangan di era digital. Generasi muda harus mampu membedakan antara informasi yang benar dan hoax, serta memahami dampak dari setiap tindakan yang mereka lakukan di dunia maya," jelas Buya Syafii.
Selain itu, Buya Syafii juga menekankan pentingnya pendampingan dan pengawasan dari orang tua dan guru. Mereka perlu aktif terlibat dalam aktivitas digital anak-anak dan remaja, serta memberikan bimbingan dan arahan yang tepat.
"Orang tua dan guru harus menjadi sahabat bagi anak-anak dan remaja di era digital. Mereka harus terbuka untuk berdiskusi, memberikan saran, dan membantu mereka mengatasi masalah yang mungkin timbul akibat penggunaan teknologi," katanya.
Menanggapi pandangan Buya Syafii, sejumlah tokoh pendidikan dan masyarakat sepakat bahwa pendidikan karakter di era digital merupakan isu krusial yang perlu mendapatkan perhatian serius. Mereka juga menekankan perlunya kolaborasi antara berbagai pihak untuk menciptakan lingkungan digital yang sehat dan positif bagi generasi muda.
"Kami sangat mendukung pandangan Buya Syafii tentang pentingnya pendidikan karakter di era digital. Ini adalah tantangan besar yang harus kita hadapi bersama. Kami siap bekerja sama dengan semua pihak untuk mewujudkan generasi muda yang cerdas, berkarakter, dan berakhlak mulia," ujar seorang tokoh pendidikan yang enggan disebutkan namanya.
Di tengah arus informasi yang tak terkendali, pendidikan karakter menjadi benteng utama untuk melindungi generasi muda dari dampak negatif teknologi. Pemikiran Buya Syafii Maarif tentang pendidikan karakter di era digital relevan dan perlu menjadi perhatian bagi semua pihak yang peduli terhadap masa depan bangsa.
Sebagai penutup, Buya Syafii berpesan agar generasi muda tidak hanya menjadi pengguna teknologi yang pasif, tetapi juga menjadi agen perubahan yang aktif dan bertanggung jawab. "Jadilah generasi yang cerdas, kreatif, dan inovatif, tetapi jangan lupakan nilai-nilai luhur bangsa. Gunakan teknologi untuk kebaikan dan kemajuan bersama," pungkasnya.
Sumber: republika.co.id