Kalender Hijriah Hari Ini 30 Juni 2025 dan Keutamaan Puasa Sunnah Muharram
Umat Islam di seluruh dunia selalu berpatokan dengan tanggalan Hijriah untuk menjalankan ibadah, seperti puasa sunnah. Oleh karena itu, penting mengetahui tanggalnya dengan tepat. Nah, berikut konvers...
Umat Islam di seluruh dunia selalu berpatokan dengan tanggalan Hijriah untuk menjalankan ibadah, seperti puasa sunnah. Oleh karena itu, penting mengetahui tanggalnya dengan tepat. Nah, berikut konversi kalender Hijriah hari ini 30 Juni 2025.
Disadur dari NU Online, kalender Hijriah didasarkan atas peredaran Bulan mengelilingi Bumi. Sistem ini mengikuti siklus sinodik Bulan yang berlangsung sekitar 29 hari 12 jam 44 menit atau dibulatkan menjadi 29,5 hari. Dengan demikian, lama 1 tahun Hijriah minimal 354 hari.
Lain halnya dengan kalender Masehi yang mematok hitungannya berdasar peredaran Bumi mengelilingi Matahari. Kalender yang juga dikenal dengan nama Gregorian ini memakai siklus tropis Matahari. Setiap siklusnya berdurasi sekitar 365 hari 5 jam 48 menit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perbedaan lain dari kalender Hijriah dan Masehi adalah waktu pergantian hari. Disadur dari laman Djuanda University, pergantian hari kalender Hijriah terjadi saat Matahari terbenam/waktu maghrib. Sementara itu, kalender Masehi berganti hari setiap pukul 00.00 malam.
Simak kalender Hijriah 30 Juni 2025 menurut NU-Muhammadiyah via uraian berikut!
Dikutip dari laman NU Jakarta, NU secara resmi mengumumkan bahwa tahun baru Hijriah 1447 jatuh pada Jumat Kliwon, 27 Juni 2025. Keputusan ini didapat setelah pada Rabu, 25 Juni 2025, hilal masih berada di bawah ufuk seluruh wilayah Indonesia.
Keterangan mengenai penetapan 1 Muharram 1447 H dari NU tertera lengkap dalam Surat Keputusan Nomor: 76/PB.08/A.II.01.13/13/06/2025 tentang Pengumuman Awal Bulan Muharram 1447 H Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama.
Melalui surat tersebut, NU menyatakan bahwa 1 Muharram 1447 H bertepatan dengan Jumat Kliwon, 27 Juni 2025. Artinya, terhitung sejak Kamis malam, 26 Juni 2025, 1 Muharram 1447 H dimulai.
"Sebagai tindak lanjutnya, maka awal bulan Muharram 1447 H bertepatan dengan Jumat Kliwon 27 Juni 2025 M (mulai malam Jumat) atas dasar istikmal," dikutip dari Instagram Lembaga Falakiyah NU, @falakiyahnu.
Dengan demikian, menurut NU, 30 Juni 2025 bertepatan dengan 4 Muharram 1447 H.
Dilansir situs Masjid Muhammadiyah, Muhammadiyah resmi menetapkan 1 Muharram 1447 H pada Kamis, 26 Juni 2025. Penetapan ini didasarkan penggunaan Kalender Global Hijriah Tunggal (KHGT) yang memakai dasar kriteria imkanur-rukyat dan ijtimak.
"Dengan dasar ini, Muhammadiyah menetapkan bahwa 1 Muharram 1447 H jatuh pada hari Kamis, 26 Juni 2025," bunyi keterangan dalam laman tersebut.
Sebagai informasi, KHGT mulai dipergunakan secara resmi oleh Muhammadiyah per 1 Muharram 1447 H. KHGT merupakan inisiatif global yang harapannya dapat diterapkan secara luas oleh seluruh umat Islam dunia.
Dengan demikian, menurut Muhammadiyah, 30 Juni 2025 bertepatan dengan 5 Muharram 1447 H.
Untuk mengetahui tanggalan versi pemerintah, detikers dapat mengacu pada Kalender Hijriah Indonesia Tahun 2025 yang dirilis oleh Kementerian Agama. Dalam kalender tersebut, 1 Muharram 1447 H ditulis jatuh pada Jumat, 27 Juni 2025.
Ketetapan ini senada dengan hasil pengamatan yang dilakukan oleh Tim Falakiyah Kantor Wilayah Kemenag Aceh. Karena hilal tidak terlihat, maka Dzulhijjah 1446 H diistikmalkan (digenapkan) menjadi 30 hari.
"Tidak mungkin terlihatnya hilal, baik di Aceh maupun di seluruh Indonesia, karena posisi hilal terlalu rendah. Sinar cahaya Matahari yang masih terlalu terang di ufuk barat menghalangi keterlihatan hilal sehingga secara konsep, bulan Dzulhijjah 1446 H harus diistikmalkan 30 hari pada tanggal 26 Juni 2025 M, dan 1 Muharram akan jatuh pada tanggal 27 Juni 2025," ujar Dr Alfirdaus Putra, SHI, MH, Ketua Tim Falakiyah Kanwil Kemenag Aceh.
Akhir kata, NU dan pemerintah mengonversi Senin, 30 Juni 2025 menjadi 4 Muharram 1447 H. Sementara itu, bila mengikuti tanggalan Muhammadiyah, 30 Juni 2025 bertepatan dengan 5 Muharram 1447 H.
Muharram adalah bulan pertama kalender Hijriah dan umat Islam disunnahkan banyak mengerjakan puasa. Di antaranya adalah puasa Asyura, puasa Tasua, puasa sunnah mutlak, puasa Ayyamul Bidh, dan puasa Senin-Kamis.
Menariknya, puasa-puasa tersebut tidak sekadar diganjar pahala saja, melainkan juga menyimpan keutamaan. Pun, masing-masing puasa memiliki keutamaan tersendiri yang membuatnya jadi istimewa.
Diambil dari buku Catatan Fikih Puasa Sunnah oleh Hari Ahadi dan Ensiklopedi Amalan Sunnah di Bulan Hijriyah oleh Abu Ubaidah Yusuf dan Abu Abdillah Syahrul Fatwa, di bawah ini keutamaan tiap-tiap puasa sunnah Muharram yang harus detikers ketahui:
Mengerjakan puasa Asyura merupakan amalan yang sangat dianjurkan di bulan Muharram. Adapun dengan mengerjakan puasa Asyura insya Allah akan mendapat penghapusan dosa selama setahun ke belakang. Abu Qatadah al-Anshari berkata:
وَسُبِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمٍ عَاشُورَاءَ ؟ فَقَالَ : يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ
Artinya: "Nabi Muhammad ditanya tentang puasa Asyura, beliau menjawab, 'Menghapuskan dosa setahun yang lalu...'" (HR Muslim no 1162)
Puasa Tasua adalah amalan yang dikerjakan tep... [Content truncated due to length]
Sumber: detik.com