Kesehatan 16 Jun 2025, 13:15

Kabut Asap Kembali Selimuti Sumatera, Dampak pada Kesehatan Anak-anak Meningkat

Kabut Asap Kembali Selimuti Sumatera, Dampak pada Kesehatan Anak-anak Meningkat Jakarta, CNN Indonesia – Kabut asap tebal akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) kembali menyelimuti wilayah Sumate...

Kabut Asap Kembali Selimuti Sumatera, Dampak pada Kesehatan Anak-anak Meningkat

Jakarta, CNN Indonesia – Kabut asap tebal akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) kembali menyelimuti wilayah Sumatera, menimbulkan dampak serius terhadap kesehatan masyarakat, terutama anak-anak. Peningkatan signifikan kunjungan pasien anak-anak dengan gangguan pernapasan dilaporkan oleh sejumlah dokter spesialis anak di berbagai daerah terdampak.

Fenomena kabut asap ini, yang kembali menghantui Sumatera sejak beberapa pekan terakhir, disebabkan oleh aktivitas pembakaran lahan yang tidak terkendali. Kondisi ini diperparah oleh musim kemarau yang berkepanjangan, menciptakan lingkungan yang sangat rentan terhadap kebakaran.

Dampak kabut asap ini sangat dirasakan oleh anak-anak, kelompok usia yang rentan terhadap masalah pernapasan. Dokter spesialis anak di berbagai rumah sakit dan klinik melaporkan peningkatan drastis jumlah pasien yang datang dengan keluhan seperti batuk, pilek, sesak napas, dan iritasi pada mata serta tenggorokan.

"Kami melihat peningkatan yang signifikan dalam jumlah pasien anak-anak yang datang dengan masalah pernapasan dalam beberapa hari terakhir. Kebanyakan dari mereka mengalami batuk, pilek, dan sesak napas akibat paparan asap," ujar dr. Anita Sari, seorang dokter spesialis anak di sebuah rumah sakit di Pekanbaru, Riau.

Menurut dr. Anita, anak-anak lebih rentan terhadap dampak kabut asap karena sistem pernapasan mereka belum berkembang sepenuhnya. Selain itu, anak-anak cenderung lebih aktif bermain di luar ruangan, sehingga meningkatkan paparan mereka terhadap polusi udara.

"Anak-anak bernapas lebih cepat daripada orang dewasa, sehingga mereka menghirup lebih banyak udara dan polutan. Sistem kekebalan tubuh mereka juga belum sekuat orang dewasa, sehingga mereka lebih rentan terhadap infeksi pernapasan," jelasnya.

Pemerintah daerah dan pusat telah berupaya untuk mengatasi masalah karhutla dan kabut asap ini. Upaya pemadaman api terus dilakukan, baik melalui operasi darat maupun udara. Selain itu, pemerintah juga telah mendistribusikan masker kepada masyarakat dan mengimbau mereka untuk mengurangi aktivitas di luar ruangan, terutama bagi anak-anak dan kelompok rentan lainnya.

Namun, upaya-upaya ini tampaknya belum cukup untuk mengatasi masalah kabut asap secara tuntas. Kebakaran hutan dan lahan masih terus terjadi, dan kabut asap masih terus menyelimuti wilayah Sumatera.

Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan mengambil langkah-langkah pencegahan untuk melindungi diri dari dampak kabut asap. Beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain:

  • Menggunakan masker saat berada di luar ruangan.
  • Mengurangi aktivitas di luar ruangan, terutama bagi anak-anak dan kelompok rentan lainnya.
  • Menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
  • Banyak minum air putih.
  • Segera memeriksakan diri ke dokter jika mengalami gejala gangguan pernapasan.

Pemerintah diharapkan untuk terus meningkatkan upaya penanggulangan karhutla dan kabut asap, serta memberikan edukasi kepada masyarakat tentang cara melindungi diri dari dampak buruk polusi udara. Penegakan hukum terhadap pelaku pembakaran lahan juga harus dilakukan secara tegas untuk memberikan efek jera.

Sementara itu, dari Daerah Istimewa Yogyakarta, koresponden CNN Indonesia, Hendrawan Setiawan, melaporkan mengenai kunjungan Presiden Emmanuel Macron ke Indonesia. (*/)

Sumber: cnnindonesia.com