Teknologi & Sains 14 Jun 2025, 01:39

ITB Luncurkan Satelit Nano untuk Pemantauan Lingkungan Maritim Indonesia

ITB Luncurkan Satelit Nano untuk Pantau Lingkungan Maritim Indonesia Jakarta, CNN Indonesia – Institut Teknologi Bandung (ITB) telah meluncurkan satelit nano pertamanya yang dirancang khusus untuk mem...

ITB Luncurkan Satelit Nano untuk Pantau Lingkungan Maritim Indonesia

Jakarta, CNN Indonesia – Institut Teknologi Bandung (ITB) telah meluncurkan satelit nano pertamanya yang dirancang khusus untuk memantau kondisi lingkungan maritim Indonesia. Peluncuran ini menandai langkah penting dalam upaya pemantauan dan pelestarian sumber daya laut Indonesia.

Satelit nano ini, yang dikembangkan oleh para peneliti dan mahasiswa ITB, akan mengemban misi penting dalam mengumpulkan data vital mengenai suhu air laut, tingkat polusi, serta aktivitas perikanan ilegal di wilayah perairan Indonesia. Data yang dikumpulkan diharapkan dapat memberikan informasi akurat dan terkini bagi pemerintah, ilmuwan, dan masyarakat dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan laut.

Menurut keterangan resmi dari ITB, satelit nano ini dilengkapi dengan sensor-sensor canggih yang mampu mendeteksi perubahan suhu air laut secara real-time. Informasi ini sangat penting untuk memantau dampak perubahan iklim terhadap ekosistem laut, termasuk potensi terjadinya pemutihan karang dan perubahan pola migrasi ikan.

Selain itu, satelit ini juga dilengkapi dengan kemampuan untuk mendeteksi kadar polusi di perairan. Sensor yang sensitif akan mengidentifikasi keberadaan zat-zat berbahaya seperti limbah industri, tumpahan minyak, dan sampah plastik. Data ini akan membantu pemerintah dalam mengambil tindakan cepat untuk mengatasi masalah pencemaran laut dan melindungi kesehatan ekosistem.

Salah satu fitur utama dari satelit nano ITB ini adalah kemampuannya untuk memantau aktivitas perikanan ilegal. Dengan menggunakan teknologi pencitraan resolusi tinggi, satelit ini dapat mengidentifikasi kapal-kapal yang melakukan penangkapan ikan secara ilegal, termasuk penggunaan alat tangkap yang merusak lingkungan. Informasi ini akan sangat berharga bagi aparat penegak hukum dalam memberantas praktik-praktik perikanan ilegal yang merugikan negara dan mengancam keberlanjutan sumber daya ikan.

Rektor ITB, dalam keterangan persnya, menyampaikan bahwa peluncuran satelit nano ini merupakan wujud komitmen ITB dalam mendukung pembangunan berkelanjutan di Indonesia, khususnya di sektor maritim. "Kami berharap satelit ini dapat memberikan kontribusi nyata dalam menjaga kelestarian lingkungan laut Indonesia dan meningkatkan efektivitas pengelolaan sumber daya perikanan," ujarnya.

Pengembangan satelit nano ini merupakan hasil kolaborasi antara ITB dengan berbagai pihak, termasuk Kementerian Riset dan Teknologi, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), serta beberapa perusahaan teknologi swasta. Proses pengembangan memakan waktu sekitar tiga tahun dan melibatkan puluhan peneliti dan mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu.

Keunggulan satelit nano dibandingkan dengan satelit konvensional adalah ukurannya yang lebih kecil dan biaya produksi yang lebih rendah. Hal ini memungkinkan ITB untuk mengembangkan satelit dengan teknologi canggih namun tetap terjangkau. Selain itu, satelit nano juga lebih fleksibel dalam hal penempatan orbit dan dapat diluncurkan dengan lebih cepat.

Data yang dikumpulkan oleh satelit nano ITB akan diolah dan dianalisis oleh para ahli di pusat data ITB. Hasil analisis ini akan disajikan dalam bentuk laporan dan peta yang mudah dipahami oleh masyarakat umum. Informasi ini juga akan dibagikan kepada berbagai pihak terkait, termasuk pemerintah daerah, organisasi non-pemerintah, dan komunitas nelayan.

Dengan peluncuran satelit nano ini, ITB berharap dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan laut. Data yang akurat dan terkini akan membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih baik dalam pengelolaan sumber daya laut. Selain itu, peluncuran satelit ini juga diharapkan dapat mendorong inovasi dan pengembangan teknologi di bidang antariksa di Indonesia.

Sebagai tindak lanjut dari peluncuran ini, ITB berencana untuk mengembangkan lebih banyak satelit nano dengan kemampuan yang lebih canggih. ITB juga akan terus menjalin kerjasama dengan berbagai pihak untuk meningkatkan pemanfaatan teknologi antariksa dalam mendukung pembangunan berkelanjutan di Indonesia.

Peluncuran satelit nano ITB ini merupakan tonggak sejarah bagi dunia penelitian dan teknologi di Indonesia. Diharapkan, inisiatif ini dapat menjadi inspirasi bagi perguruan tinggi dan lembaga penelitian lainnya untuk mengembangkan teknologi yang dapat memberikan manfaat nyata bagi masyarakat dan negara.

Sumber: cnnindonesia.com