Ekonomi & Bisnis 14 Jun 2025, 05:21

Inflasi Terkendali di Bulan Mei 2025, Bank Indonesia Pertahankan Suku Bunga Acuan

Inflasi Terkendali di Bulan Mei 2025, Bank Indonesia Pertahankan Suku Bunga Acuan JAKARTA, Indonesia – Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa tingkat inflasi di Indonesia berhasil terkendali se...

Inflasi Terkendali di Bulan Mei 2025, Bank Indonesia Pertahankan Suku Bunga Acuan

JAKARTA, Indonesia – Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa tingkat inflasi di Indonesia berhasil terkendali selama bulan Mei 2025. Pengumuman ini disampaikan pada hari Jumat, 13 Juni 2025, di Jakarta. Menyusul kabar baik ini, Bank Indonesia (BI) mengambil keputusan untuk mempertahankan suku bunga acuan pada level saat ini. Langkah ini diambil sebagai upaya untuk menjaga stabilitas ekonomi di tengah ketidakpastian global dan domestik.

Kepala BPS, dalam konferensi persnya, menjelaskan bahwa inflasi bulan Mei tercatat stabil berkat koordinasi yang baik antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan Bank Indonesia. "Upaya menjaga pasokan dan stabilitas harga bahan pokok menjadi kunci utama dalam mengendalikan inflasi," ujarnya.

Faktor Pendorong Stabilitas Inflasi

Beberapa faktor berkontribusi pada terkendalinya inflasi di bulan Mei. Pertama, pemerintah berhasil menjaga stabilitas harga komoditas pangan melalui berbagai program seperti subsidi transportasi dan operasi pasar. Kedua, BI secara aktif melakukan stabilisasi nilai tukar Rupiah untuk meredam dampak inflasi impor. Ketiga, koordinasi yang erat antara pemerintah dan BI dalam mengelola ekspektasi inflasi juga membuahkan hasil positif.

Keputusan Bank Indonesia Pertahankan Suku Bunga Acuan

Menanggapi data inflasi yang terkendali ini, Dewan Gubernur Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan pada tingkat 5,75%. Gubernur BI menjelaskan bahwa keputusan ini diambil dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi global yang masih diliputi ketidakpastian, serta perlunya menjaga momentum pertumbuhan ekonomi domestik.

"Keputusan ini sejalan dengan upaya kami untuk menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah dan mengendalikan inflasi di tengah tantangan global yang ada," kata Gubernur BI dalam pernyataan resminya.

Proyeksi dan Tantangan ke Depan

Meskipun inflasi berhasil dikendalikan di bulan Mei, BI tetap mewaspadai sejumlah tantangan ke depan. Eskalasi ketegangan geopolitik di Timur Tengah, yang ditandai dengan konflik antara Israel dan Iran, dapat memicu kenaikan harga minyak dunia dan berdampak pada inflasi. Rupiah pun sempat tertekan hingga menyentuh level Rp 16.303 per dolar AS akibat ketegangan ini.

Selain itu, BI juga mencermati perkembangan ekonomi global, termasuk kebijakan moneter negara-negara maju dan potensi perlambatan ekonomi di beberapa negara mitra dagang utama Indonesia.

BI memperkirakan bahwa inflasi akan tetap terkendali dalam kisaran target 3,0% ± 1% pada tahun 2025. Namun, BI akan terus memantau perkembangan ekonomi global dan domestik, serta siap mengambil langkah-langkah kebijakan yang diperlukan untuk menjaga stabilitas ekonomi.

Dampak pada Sektor Ritel

Di sisi lain, Bank Indonesia (BI) memperkirakan bahwa penjualan ritel pada Mei 2025 diperkirakan mengalami kontraksi. Hal ini menjadi perhatian tersendiri mengingat sektor ritel merupakan salah satu penggerak utama konsumsi domestik. Pemerintah dan BI perlu terus berkoordinasi untuk menjaga daya beli masyarakat dan memastikan sektor ritel tetap tumbuh positif.

Harapan untuk Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan

Dengan inflasi yang terkendali dan suku bunga acuan yang stabil, diharapkan pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat terus berlanjut. Pemerintah dan BI berkomitmen untuk terus menjaga stabilitas makroekonomi, mendorong investasi, dan meningkatkan daya saing ekspor guna mencapai pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

Penutup

Keberhasilan mengendalikan inflasi di bulan Mei 2025 merupakan pencapaian yang patut diapresiasi. Namun, pemerintah dan Bank Indonesia tidak boleh terlena dan harus terus waspada terhadap berbagai tantangan yang ada. Koordinasi yang erat dan kebijakan yang tepat sasaran akan menjadi kunci untuk menjaga stabilitas ekonomi dan mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan.

Sumber: republika.co.id