Inflasi Global Masih Tinggi, IMF Peringatkan Risiko Resesi Berkepanjangan
Inflasi Global Masih Tinggi, IMF Peringatkan Risiko Resesi Berkepanjangan Jakarta - Dana Moneter Internasional (IMF) mengeluarkan peringatan tentang inflasi global yang masih tinggi dan potensi resesi...
Inflasi Global Masih Tinggi, IMF Peringatkan Risiko Resesi Berkepanjangan
Jakarta - Dana Moneter Internasional (IMF) mengeluarkan peringatan tentang inflasi global yang masih tinggi dan potensi resesi berkepanjangan di sejumlah negara. Peringatan ini muncul di tengah ketidakpastian pasar global, yang dipengaruhi oleh kebijakan suku bunga bank sentral dan data ekonomi yang beragam. IMF mendesak pemerintah di seluruh dunia untuk mengambil langkah-langkah kebijakan yang tepat guna mengatasi masalah inflasi dan mencegah dampak resesi yang lebih parah.
Harga emas, sebagai salah satu aset safe-haven, diperdagangkan dalam kisaran ketat karena investor menunggu sinyal lebih lanjut mengenai arah suku bunga Federal Reserve (The Fed) menjelang pertemuan kebijakan minggu depan.
Pergerakan Harga Emas dan Faktor Pendorong
Pada perdagangan terakhir, harga emas di pasar spot naik tipis sebesar 0,1 persen menjadi USD 1.964,27 per ons. Sementara itu, harga emas berjangka AS ditutup naik 0,4 persen pada USD 1.981,50. Kenaikan tipis ini terjadi di tengah penguatan indeks dolar AS dan imbal hasil Treasury 10-tahun, yang biasanya membuat emas kurang menarik karena dihargakan dalam dolar dan tidak memberikan imbal hasil.
Phillip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures, Chicago, menyatakan bahwa pasar emas saat ini berada dalam fase "menunggu dan melihat." Investor tampaknya menahan diri dari mengambil posisi yang signifikan sampai ada kejelasan mengenai kebijakan The Fed.
Ekspektasi Suku Bunga The Fed
Menurut alat FedWatch CME Group, investor saat ini memperkirakan peluang sebesar 79 persen bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga pada pertemuan kebijakan 13-14 Juni mendatang. Jika perkiraan ini benar, maka akan menjadi jeda setelah 10 kenaikan suku bunga berturut-turut.
Craig Erlam, analis pasar senior di OANDA, menyoroti bahwa harga emas stabil karena pasar mencerna laporan pekerjaan terbaru dan menunggu pertemuan kebijakan The Fed. Erlam menambahkan bahwa masih ada ketidakpastian mengenai jalur kenaikan suku bunga karena data ISM menunjukkan adanya kelemahan secara keseluruhan.
Data Ekonomi dan Dampaknya
Para pedagang akan mengamati dengan seksama data Indeks Harga Konsumen (IHK) yang akan dirilis pada 13 Juni, sebelum keputusan suku bunga The Fed. Data ini akan memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai tekanan inflasi di Amerika Serikat dan dapat memengaruhi kebijakan moneter The Fed.
Streible menambahkan bahwa minggu depan akan dipenuhi dengan data yang berpotensi menggerakkan pasar, sehingga ia mengambil pendekatan yang lebih hati-hati.
Revisi Pertumbuhan Ekonomi Global oleh Bank Dunia
Bank Dunia baru-baru ini menaikkan perkiraan pertumbuhan global untuk tahun 2023, dengan alasan bahwa AS dan ekonomi utama lainnya terbukti lebih tangguh dari perkiraan. Namun, Bank Dunia juga memperingatkan bahwa suku bunga yang lebih tinggi akan menyebabkan hambatan yang lebih besar dari perkiraan pada tahun depan.
Koreksi Harga Emas dan Sentimen Pasar
Harga emas dunia mengalami koreksi yang cukup dalam pada akhir Mei 2023. Setelah sempat mencapai level tertinggi di USD 2.070 per ons, harga emas merosot hingga 6 persen dalam waktu singkat. Meskipun sempat mencoba pulih, harga emas kembali turun di bawah level USD 1.950 per ons.
Kurangnya kemampuan emas untuk mempertahankan penguatan dapat dikaitkan dengan dinamika suku bunga The Fed. Meskipun imbal hasil surat utang AS sempat turun moderat, namun kemudian naik tajam setelah data pekerjaan AS yang kuat.
Laporan tenaga kerja terbaru menunjukkan bahwa pemberi kerja AS menambahkan 339.000 pekerja pada Mei, jauh di atas perkiraan. Hal ini menunjukkan bahwa ekonomi AS masih cukup kuat dan belum mendekati resesi, meskipun The Fed telah melakukan kampanye pengetatan yang agresif.
Kesimpulan
Peringatan IMF mengenai inflasi global dan potensi resesi berkepanjangan menyoroti pentingnya kebijakan moneter yang hati-hati dan responsif. Pergerakan harga emas mencerminkan ketidakpastian pasar dan ekspektasi terhadap kebijakan suku bunga The Fed. Data ekonomi yang akan datang akan menjadi kunci dalam menentukan arah kebijakan moneter dan sentimen pasar secara keseluruhan. Investor disarankan untuk tetap waspada dan mempertimbangkan risiko dengan cermat dalam mengambil keputusan investasi.
Sumber: liputan6.com