Hari Parlementer Internasional 30 Juni 2025: Tema dan Aksi Perayaan
Hari Parlementer Internasional 30 Juni 2025: Sorotan pada Kesetaraan Gender dan Aksi Nyata JAKARTA, [Tanggal Hari Ini] – Setiap tanggal 30 Juni, dunia memperingati Hari Parlementer Internasional. Peri...
Hari Parlementer Internasional 30 Juni 2025: Sorotan pada Kesetaraan Gender dan Aksi Nyata
JAKARTA, [Tanggal Hari Ini] – Setiap tanggal 30 Juni, dunia memperingati Hari Parlementer Internasional. Peringatan yang digagas oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sejak 2018 ini bertujuan untuk menyoroti peran penting parlemen dalam menjaga demokrasi, memperjuangkan hak asasi manusia, dan menyuarakan aspirasi rakyat secara adil. Tahun 2025, Hari Parlementer Internasional mengangkat tema sentral, yaitu kesetaraan gender dalam parlemen, dengan fokus pada aksi nyata untuk mencapai kesetaraan tersebut.
Peringatan ini bertepatan dengan hari berdirinya Inter-Parliamentary Union (IPU) atau Serikat Antar-Parlemen pada 30 Juni 1889. IPU adalah organisasi global yang menjadi wadah bagi parlemen-parlemen di seluruh dunia. Organisasi ini memiliki peran krusial dalam memperkuat diplomasi antarparlemen, membangun dialog politik, dan mendorong kerja sama lintas negara.
Mengapa Hari Parlementer Internasional Penting?
Hari Parlementer Internasional bukan hanya sekadar perayaan. Lebih dari itu, peringatan ini menjadi momentum penting untuk meningkatkan pemahaman publik tentang fungsi parlemen sebagai salah satu pilar demokrasi. Selain itu, Hari Parlementer juga menjadi ajang refleksi global terhadap kinerja lembaga legislatif dalam merespons berbagai tantangan zaman, mulai dari krisis iklim, ketimpangan sosial, hingga dampak teknologi terhadap kehidupan politik.
Fokus pada Kesetaraan Gender: Aksi Nyata yang Diperlukan
Tema kesetaraan gender dalam parlemen menjadi sorotan utama pada Hari Parlementer Internasional tahun ini. Serikat Antar-Parlemen (IPU) secara aktif mendorong langkah konkret untuk mempercepat keterwakilan perempuan dalam lembaga legislatif di seluruh dunia.
Melalui kampanye global bertajuk "Achieving Gender Equality: Action by Action," IPU mengajak parlemen di berbagai negara untuk tidak hanya memperbincangkan isu kesetaraan, tetapi juga mengimplementasikannya melalui serangkaian tindakan nyata. Tindakan-tindakan tersebut meliputi reformasi kelembagaan, penerapan kuota afirmatif, dan peningkatan peran pemuda dalam proses pengambilan kebijakan.
10 Aksi Nyata untuk Kesetaraan Gender dalam Politik
Dalam rangka memperingati Hari Parlementer Internasional, IPU mendorong parlemen dan masyarakat untuk tidak hanya merayakan, tetapi juga mengambil langkah konkret untuk memperkuat kesetaraan gender dalam dunia politik. Berikut adalah 10 rekomendasi aksi yang dapat dilakukan:
- Reformasi Kebijakan: Mengadopsi dan merevisi kebijakan yang mendukung kesetaraan gender di parlemen.
- Kuota Afirmatif: Menerapkan sistem kuota untuk memastikan representasi perempuan yang signifikan dalam lembaga legislatif.
- Pelatihan dan Mentoring: Menyediakan program pelatihan dan mentoring bagi perempuan yang ingin terjun ke dunia politik.
- Kampanye Kesadaran: Mengadakan kampanye untuk meningkatkan kesadaran publik tentang pentingnya kesetaraan gender dalam politik.
- Dukungan Finansial: Memberikan dukungan finansial kepada kandidat perempuan dalam pemilihan umum.
- Lingkungan Kerja Inklusif: Menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan bebas dari diskriminasi di parlemen.
- Keterlibatan Pemuda: Meningkatkan partisipasi pemuda dalam diskusi dan pengambilan kebijakan terkait kesetaraan gender.
- Pengumpulan Data: Mengumpulkan dan menganalisis data tentang representasi gender di parlemen untuk mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan.
- Kerja Sama Internasional: Berkolaborasi dengan parlemen lain dan organisasi internasional untuk berbagi praktik terbaik dalam mempromosikan kesetaraan gender.
- Evaluasi Berkala: Melakukan evaluasi berkala terhadap kemajuan yang telah dicapai dalam mencapai kesetaraan gender di parlemen.
Kesimpulan
Hari Parlementer Internasional 2025 menjadi momentum penting untuk merefleksikan peran parlemen dalam memperjuangkan demokrasi dan hak asasi manusia. Dengan mengangkat tema kesetaraan gender, peringatan ini mengajak seluruh pihak untuk mengambil aksi nyata dalam mewujudkan representasi perempuan yang lebih baik di lembaga legislatif. Melalui langkah-langkah konkret, diharapkan parlemen dapat menjadi lebih inklusif, responsif, dan efektif dalam melayani kepentingan seluruh masyarakat.
Sumber: news.detik.com