Hari Konvensi Bonn 23 Juni: Sejarah dan Serba-serbi Peringatan
Hari Konvensi Bonn 23 Juni: Sejarah dan Serba-serbi Peringatan JAKARTA, KOMPAS.com - Setiap tanggal 23 Juni diperingati sebagai Hari Konvensi Bonn atau Bonn Convention Day. Lantas, apa itu Konvensi Bo...
Hari Konvensi Bonn 23 Juni: Sejarah dan Serba-serbi Peringatan
JAKARTA, KOMPAS.com - Setiap tanggal 23 Juni diperingati sebagai Hari Konvensi Bonn atau Bonn Convention Day. Lantas, apa itu Konvensi Bonn dan mengapa tanggal ini diperingati setiap tahunnya?
Konvensi Bonn adalah konferensi tahunan tentang perubahan iklim yang diselenggarakan oleh Badan Dunia untuk konvensi kerangka perubahan iklim. Peringatan ini menjadi momentum penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat global terhadap isu perubahan iklim yang semakin mendesak.
Sejarah Singkat Konvensi Bonn
Mengutip dari akun Instagram resmi Pemerintah Kota Tangerang (@tangerangkota), Konvensi Bonn diadakan oleh Badan Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Konvensi ini pertama kali diselenggarakan di Bonn, Jerman, pada tahun 1979.
Pertemuan ini kemudian menjadi agenda tahunan yang dihadiri oleh para penandatangan kerangka konvensi mengenai perubahan iklim PBB. Salah satu poin penting dalam konvensi ini adalah kesepakatan delegasi negara untuk menetapkan batasan emisi gas rumah kaca ke atmosfer bagi setiap negara.
Apa Itu Konvensi Spesies Bermigrasi (CMS)?
Konvensi Spesies Bermigrasi (The Convention on Migratory Species/CMS), juga dikenal sebagai Konvensi Bonn, merupakan perjanjian lingkungan PBB yang menyediakan platform global untuk konservasi dan pemanfaatan berkelanjutan hewan migrasi darat, air, dan burung beserta habitatnya.
Pada tahun 1974, Pemerintah Jerman, melalui Kementerian Federal Pangan, Pertanian, dan Kehutanan (yang kemudian menjadi Kementerian Federal Lingkungan Hidup, Perlindungan Alam, dan Keamanan Nuklir), diberi mandat oleh Program Lingkungan PBB (UNEP) untuk menyiapkan draf teks konvensi.
Pemerintah Jerman kemudian meminta dukungan para ahli hukum dari Pusat Hukum Lingkungan (IUCN). Setelah melalui serangkaian konsultasi, dihasilkanlah teks yang menjadi dasar negosiasi. Versi final teks tersebut ditandatangani pada 23 Juni 1979 di Bonn, Jerman. Inilah yang menjadi latar belakang peringatan Hari Konvensi Bonn setiap tahunnya.
Peran Indonesia dalam Kesepakatan Lingkungan Global
Indonesia telah menunjukkan komitmennya dalam mendukung kesepakatan lingkungan global sejak awal. Dilansir dari BBC, Indonesia telah mendukung kesepakatan lingkungan global ini sejak Konferensi Stockholm tahun 1972, yang kemudian menetapkan tanggal 5 Juni sebagai Hari Lingkungan Hidup Dunia.
Di tingkat nasional, Indonesia mulai menyusun peraturan perundangan lingkungan pertama pada tahun 1982 dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup (UULH 1982).
Perangkat hukum ini kemudian diganti dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPPLH), yang memasukkan unsur 'perlindungan' dan juga sanksi berat bagi pelanggarnya.
Kesimpulan
Peringatan Hari Konvensi Bonn setiap tanggal 23 Juni menjadi pengingat penting bagi seluruh masyarakat dunia akan urgensi penanganan perubahan iklim. Konvensi ini menjadi wadah bagi negara-negara untuk berkolaborasi dan mengambil tindakan nyata dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dan melindungi keanekaragaman hayati.
Sebagai bagian dari komunitas global, Indonesia terus berperan aktif dalam mendukung upaya-upaya pelestarian lingkungan. Melalui regulasi dan kebijakan yang progresif, Indonesia berkomitmen untuk menjaga keberlanjutan lingkungan hidup bagi generasi mendatang.
Sumber: news.detik.com