Olahraga 22 Jun 2025, 13:58

Hari ini di 1948 Pekan Olahraga Nasional I Dimulai

Surakarta Jadi Saksi Bisu Lahirnya PON Pertama di Indonesia pada 1948 REPUBLIKA.CO.ID, SURAKARTA – Hari ini dalam sejarah, tepatnya pada 9 September 1948, Pekan Olahraga Nasional (PON) pertama kali di...

Surakarta Jadi Saksi Bisu Lahirnya PON Pertama di Indonesia pada 1948

REPUBLIKA.CO.ID, SURAKARTA – Hari ini dalam sejarah, tepatnya pada 9 September 1948, Pekan Olahraga Nasional (PON) pertama kali digelar di Surakarta, Jawa Tengah. Perhelatan akbar ini menjadi tonggak penting dalam sejarah olahraga Indonesia dan menandai semangat persatuan serta kebangkitan bangsa pasca kemerdekaan. Tanggal pembukaan PON I ini kemudian diperingati setiap tahunnya sebagai Hari Olahraga Nasional.

Pembukaan Meriah oleh Soekarno, Penutupan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX

PON I dibuka secara resmi oleh Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno. Kehadiran sang proklamator menjadi simbol dukungan penuh pemerintah terhadap perkembangan olahraga di tanah air. Sementara itu, acara penutupan dilakukan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX, yang saat itu menjabat sebagai Ketua Komite Olimpiade Republik Indonesia (KORI). KORI kemudian bergabung dengan KONI dan sejak tahun 2007 bertransformasi menjadi Komite Olimpiade Indonesia.

Semangat Persatuan dalam Sembilan Cabang Olahraga

PON I menjadi ajang unjuk gigi bagi sekitar 600 atlet dari berbagai daerah di Indonesia. Mereka bertanding dalam sembilan cabang olahraga, yaitu atletik, lempar cakram, bulu tangkis, sepak bola, tenis, renang, pencak silat, panahan, dan bola basket. Total 108 medali, terdiri dari emas, perak, dan perunggu, diperebutkan dalam ajang ini.

Peserta dari Kota dan Karesidenan, Surakarta Jadi Juara Umum

Keunikan PON I terletak pada sistem partisipasinya. Alih-alih mengirimkan perwakilan dari tingkat provinsi, PON I diikuti oleh atlet-atlet dari tingkat kota dan karesidenan. Tercatat 13 daerah yang berpartisipasi, yaitu Surakarta, Yogyakarta, Bandung, Madiun, Magelang, Malang, Semarang, Pati, Jakarta, Kedu, Banyuwangi, dan Surabaya. Pada akhir perhelatan, Surakarta tampil sebagai juara umum dengan meraih total 36 medali.

Warisan Berharga PON I

PON I bukan sekadar ajang olahraga, tetapi juga simbol semangat persatuan dan kebangkitan bangsa Indonesia setelah meraih kemerdekaan. Perhelatan ini menjadi momentum penting untuk membangkitkan semangat nasionalisme dan mendorong perkembangan olahraga di seluruh pelosok tanah air. Semangat yang diusung dalam PON I terus membara hingga kini dan menjadi inspirasi bagi generasi penerus untuk berprestasi di bidang olahraga.

PON I juga menjadi cikal bakal tradisi penyelenggaraan PON yang terus berlanjut hingga saat ini. Setiap empat tahun sekali, atlet-atlet terbaik dari seluruh provinsi di Indonesia berkumpul untuk bertanding dan menunjukkan kemampuan terbaik mereka. PON menjadi ajang untuk menjaring bibit-bibit unggul yang diharapkan dapat mengharumkan nama bangsa di kancah internasional.

Dengan semangat yang sama dengan PON I, diharapkan olahraga Indonesia terus berkembang dan mampu meraih prestasi yang lebih tinggi di masa depan. Semangat persatuan, kerja keras, dan sportivitas yang ditunjukkan oleh para atlet pada PON I harus terus dijaga dan dilestarikan sebagai warisan berharga bagi generasi penerus bangsa.

Sumber: republika.co.id