Lifestyle 11 Jun 2025, 00:38

Gaya hidup praktis sebabkan penggunaan plastik sekali pakai tinggi

Gaya Hidup Praktis Picu Lonjakan Sampah Plastik Sekali Pakai di Indonesia Jakarta (ANTARA) – Gaya hidup serba praktis masyarakat Indonesia menjadi penyebab utama peningkatan penggunaan plastik sekali...

Gaya Hidup Praktis Picu Lonjakan Sampah Plastik Sekali Pakai di Indonesia

Jakarta (ANTARA) – Gaya hidup serba praktis masyarakat Indonesia menjadi penyebab utama peningkatan penggunaan plastik sekali pakai. Hal ini diungkapkan oleh Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Rosa Vivien Ratnawati, dalam sebuah webinar yang diselenggarakan di Jakarta, Kamis (15/6/2024).

Vivien menjelaskan bahwa perubahan gaya hidup dan pola konsumsi masyarakat Indonesia yang cenderung memilih kepraktisan, berkontribusi besar terhadap peningkatan volume sampah plastik.

"Hal ini didorong oleh perubahan gaya hidup atau lifestyle dan pola konsumsi masyarakat Indonesia memang ingin praktis, sehingga banyak menggunakan plastik sekali pakai," ujarnya.

Data Sampah Nasional Meningkat Tajam

KLHK mencatat, pada tahun 2021, total sampah nasional mencapai sekitar 68,5 juta ton. Ironisnya, dari jumlah tersebut, proporsi sampah plastik mengalami peningkatan signifikan, dari 11 persen pada tahun 2010 menjadi 17 persen pada tahun 2021. Peningkatan ini mengindikasikan bahwa masalah sampah, khususnya sampah plastik, semakin mendesak untuk ditangani.

"Persoalan sampah belum selesai, bahkan semakin kompleks dengan magnitude yang semakin besar," tegas Vivien.

Upaya Pemerintah Mengatasi Masalah Sampah

Pemerintah berupaya keras untuk mengatasi permasalahan sampah dari hulu hingga hilir. Salah satu langkah strategis yang diambil adalah mewajibkan produsen untuk bertanggung jawab terhadap sampah plastik yang dihasilkan dari produk dan kemasan mereka.

Kewajiban ini tertuang dalam Peraturan Menteri LHK Nomor 75 Tahun 2019 tentang Peta Jalan Pengurangan Sampah oleh Produsen. Peraturan ini mengamanatkan produsen untuk membatasi timbulan sampah, mendaur ulang sampah melalui penarikan kembali, dan memanfaatkan kembali sampah.

Peran Produsen dan Konsumen Sangat Penting

Vivien menekankan pentingnya peran aktif dari produsen dan konsumen dalam upaya pengurangan sampah. Di tingkat hulu, konsumen diharapkan dapat memilah sampah, sementara produsen bertanggung jawab atas produk dan kemasan yang mereka hasilkan.

"Di hulu ada dua pihak yang besar, yang harus kita tangani. Pertama adalah diri kita, individual. Di hulu kita harus memilah sampah, tapi ada juga yang lain, yaitu produsen. Produsen dan produk barang yang ada kemasannya atau barang yang setelah dipakai dibuang begitu saja. Ada yang menggunakan plastik sekali pakai, sehingga tidak dapat digunakan lagi," jelasnya.

Mengubah Kebiasaan untuk Masa Depan yang Lebih Baik

Masalah sampah plastik adalah tantangan kompleks yang memerlukan solusi komprehensif dan kolaborasi dari semua pihak. Pemerintah terus berupaya untuk menerapkan kebijakan yang efektif, namun kesadaran dan perubahan perilaku dari masyarakat juga sangat penting.

Memilah sampah, mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, dan mendukung produk-produk ramah lingkungan adalah langkah-langkah sederhana yang dapat kita lakukan untuk mengurangi dampak negatif sampah terhadap lingkungan. Dengan tindakan nyata dari setiap individu, kita dapat menciptakan masa depan yang lebih bersih dan berkelanjutan.

Sumber: antaranews.com