Opini & Editorial 18 Jun 2025, 06:25

Editorial Tempo: Kasus Korupsi Infrastruktur: Evaluasi dan Perbaikan Sistem

EDITORIAL TEMPO: Kasus Korupsi Infrastruktur: Evaluasi dan Perbaikan Sistem Jakarta, Indonesia – Editorial terbaru Majalah Tempo menyoroti kembali permasalahan kronis korupsi yang terus menghantui pro...

EDITORIAL TEMPO: Kasus Korupsi Infrastruktur: Evaluasi dan Perbaikan Sistem

Jakarta, Indonesia – Editorial terbaru Majalah Tempo menyoroti kembali permasalahan kronis korupsi yang terus menghantui proyek-proyek infrastruktur di Indonesia. Kasus demi kasus yang terungkap menjadi bukti nyata bahwa sistem pengawasan dan tata kelola yang ada masih jauh dari kata optimal. Editorial ini menekankan perlunya evaluasi menyeluruh terhadap sistem yang ada dan mendesak adanya perbaikan fundamental untuk mencegah terulangnya kejadian serupa di masa depan.

Mengapa Korupsi Infrastruktur Terus Berulang?

Tempo menyoroti bahwa korupsi dalam proyek infrastruktur bukan hanya merugikan negara secara finansial, tetapi juga berdampak pada kualitas pembangunan dan kepercayaan publik. Proyek yang seharusnya memberikan manfaat bagi masyarakat luas justru terhambat atau bahkan gagal total akibat praktik korupsi. Akar masalahnya kompleks, mulai dari lemahnya pengawasan, celah dalam regulasi, hingga mentalitas koruptif yang masih mengakar kuat.

"Korupsi dalam proyek infrastruktur adalah masalah sistemik yang membutuhkan solusi komprehensif," tulis Tempo dalam editorialnya. "Tidak cukup hanya menangkap pelaku korupsi, tetapi juga harus memperbaiki sistem agar celah korupsi ditutup rapat."

Evaluasi Menyeluruh: Langkah Awal Pemberantasan Korupsi

Editorial Tempo mendesak pemerintah dan pihak terkait untuk segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap seluruh tahapan proyek infrastruktur, mulai dari perencanaan, pengadaan, pelaksanaan, hingga pengawasan. Evaluasi ini harus melibatkan berbagai pihak, termasuk ahli independen, masyarakat sipil, dan aparat penegak hukum. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi kelemahan dan celah yang memungkinkan terjadinya korupsi.

Beberapa aspek penting yang perlu dievaluasi antara lain:

  • Proses Pengadaan: Transparansi dan akuntabilitas dalam proses tender dan penunjukan kontraktor harus ditingkatkan. Penggunaan teknologi informasi dan sistem e-procurement dapat membantu mengurangi potensi praktik suap dan kolusi.
  • Pengawasan: Peran pengawas internal dan eksternal harus diperkuat. Pengawas harus memiliki independensi dan wewenang yang cukup untuk melakukan audit dan investigasi secara efektif.
  • Regulasi: Peraturan perundang-undangan yang mengatur proyek infrastruktur harus ditinjau dan diperbaiki untuk menutup celah yang dapat dimanfaatkan oleh pelaku korupsi.
  • Penegakan Hukum: Aparat penegak hukum harus bertindak tegas dan tanpa pandang bulu dalam menindak pelaku korupsi. Proses hukum harus berjalan transparan dan akuntabel.

Perbaikan Sistem: Mencegah Lebih Baik Daripada Mengobati

Selain evaluasi, Tempo juga menekankan pentingnya perbaikan sistem secara menyeluruh. Perbaikan ini meliputi:

  • Peningkatan Transparansi: Informasi mengenai proyek infrastruktur harus dibuka seluas-luasnya kepada publik. Masyarakat harus memiliki akses yang mudah untuk memantau perkembangan proyek dan melaporkan dugaan penyimpangan.
  • Penguatan Akuntabilitas: Setiap pihak yang terlibat dalam proyek infrastruktur harus bertanggung jawab atas tindakan dan keputusannya. Mekanisme pertanggungjawaban harus jelas dan efektif.
  • Peningkatan Profesionalisme: Sumber daya manusia yang terlibat dalam proyek infrastruktur harus memiliki kompetensi dan integritas yang tinggi. Pelatihan dan sertifikasi dapat membantu meningkatkan profesionalisme.
  • Pemanfaatan Teknologi: Penggunaan teknologi informasi dapat membantu meningkatkan efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas dalam proyek infrastruktur.

Keterlibatan Masyarakat Sipil: Kontrol Sosial yang Efektif

Editorial Tempo juga menyoroti pentingnya peran masyarakat sipil dalam mengawasi proyek infrastruktur. Masyarakat sipil dapat menjadi mitra strategis pemerintah dalam mencegah dan memberantas korupsi.

"Masyarakat sipil memiliki peran penting sebagai watchdog yang independen," tulis Tempo. "Dengan pengetahuan dan jaringan yang luas, masyarakat sipil dapat membantu mengungkap praktik korupsi dan mendorong perbaikan sistem."

Kesimpulan: Komitmen Bersama untuk Indonesia yang Bebas Korupsi

Editorial Tempo ini menjadi pengingat bahwa pemberantasan korupsi dalam proyek infrastruktur membutuhkan komitmen bersama dari seluruh pihak, mulai dari pemerintah, aparat penegak hukum, masyarakat sipil, hingga pelaku usaha. Evaluasi menyeluruh dan perbaikan sistem adalah langkah-langkah krusial untuk menciptakan lingkungan yang bersih, transparan, dan akuntabel. Dengan begitu, proyek infrastruktur dapat memberikan manfaat yang optimal bagi pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.

Sumber: majalah.tempo.co