Opini & Editorial 12 Jul 2025, 17:02

Editorial Tempo: Dilema Energi Terbarukan: Mendorong Transisi Energi Tanpa Mengabaikan Ketahanan Pangan

Dilema Energi Terbarukan: Mendorong Transisi Energi Tanpa Mengabaikan Ketahanan Pangan JAKARTA, Indonesia – Editorial terbaru dari Majalah Tempo menyoroti tantangan kompleks yang dihadapi Indonesia da...

Dilema Energi Terbarukan: Mendorong Transisi Energi Tanpa Mengabaikan Ketahanan Pangan

JAKARTA, Indonesia – Editorial terbaru dari Majalah Tempo menyoroti tantangan kompleks yang dihadapi Indonesia dalam transisi menuju energi terbarukan. Artikel tersebut menekankan pentingnya mempertimbangkan ketahanan pangan dan pemanfaatan lahan yang optimal dalam pengembangan energi hijau. Isu ini mengemuka di tengah ambisi pemerintah untuk mengurangi emisi karbon dan meningkatkan penggunaan sumber energi bersih, namun tanpa mengorbankan kebutuhan dasar masyarakat.

Editorial ini menggarisbawahi bahwa ekspansi energi terbarukan, khususnya melalui pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan biofuel, berpotensi bersaing dengan lahan pertanian. Alih fungsi lahan menjadi isu krusial yang memerlukan perencanaan matang dan kebijakan yang komprehensif.

"Transisi energi tidak boleh mengancam ketahanan pangan kita. Perlu ada keseimbangan antara kebutuhan energi dan kebutuhan pangan," tulis editorial tersebut.

Artikel tersebut juga menyoroti pentingnya mempertimbangkan aspek sosial dan ekonomi dalam pengembangan energi terbarukan. Masyarakat lokal yang bergantung pada lahan pertanian harus dilibatkan dalam proses perencanaan dan diberikan kompensasi yang adil jika lahan mereka digunakan untuk proyek energi.

Selain itu, editorial Tempo menyoroti beberapa isu lain yang relevan dengan perkembangan terkini di Indonesia, seperti:

  • Dinamika Politik: Editorial ini menyoroti potensi kartel politik antara Prabowo Subianto dan Megawati Soekarnoputri, serta syarat-syarat yang mungkin diajukan oleh PDIP dan Megawati jika bergabung dengan koalisi Prabowo. Artikel ini juga membahas harap-cemas para pendukung Prabowo jika PDIP bergabung dalam koalisi.
  • Isu Hukum dan Korupsi: Editorial ini menyoroti keterlibatan KPK dalam potensi pemeriksaan terhadap Bobby Nasution, dugaan korupsi dalam pengadaan laptop di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) era Nadiem Makarim, serta kasus suap yang menyeret nama Bobby.
  • Pinjaman Online (Pinjol): Editorial ini membahas praktik 'jebakan batman' dalam pinjaman online, modus kartel perusahaan pinjol dalam menetapkan bunga, dan lambatnya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam mengatur bunga pinjol.
  • Kejahatan Siber: Editorial ini menyoroti modus hacker dalam menjebol dana nasabah sekuritas.
  • Ekonomi: Editorial ini membahas potensi dampak buruk tarif Trump terhadap ekonomi global.
  • Lingkungan: Editorial ini menekankan pentingnya menjadikan hutan sebagai lanskap ekologis dan pengakuan terhadap hutan adat dalam revisi Undang-Undang Kehutanan.
  • Seni dan Budaya: Editorial ini menyinggung pameran seni rupa Imazu yang mengangkat riwayat pesisir Jakarta, fenomena kotak misteri blind box, serta peran Truman Simanjuntak dalam menggali fosil gajah purba di Patiayam.
  • Gaya Hidup: Editorial ini membahas aroma mint dalam tas Clara Bernadeth, seperangkat alat pembersih Shindy Huang, dan tusuk konde yang selalu dibawa oleh Lola Amaria.
  • Pariwisata: Editorial ini menyoroti misteri kematian pemandu wisata dan potensi masalah di Gunung Rinjani.
  • Kesehatan: Editorial ini mempertanyakan arti dari istilah "tak ada obat" dalam konteks medis.

Kembali ke isu energi terbarukan, Tempo menyerukan pemerintah untuk mengembangkan strategi transisi energi yang berkelanjutan dan inklusif. Hal ini mencakup:

  1. Perencanaan Tata Ruang yang Cermat: Memastikan bahwa pengembangan energi terbarukan tidak mengganggu lahan pertanian produktif.
  2. Keterlibatan Masyarakat Lokal: Melibatkan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan dan memberikan kompensasi yang adil.
  3. Pengembangan Teknologi yang Tepat: Memilih teknologi energi terbarukan yang sesuai dengan kondisi geografis dan sosial ekonomi Indonesia.
  4. Insentif yang Tepat: Memberikan insentif bagi pengembangan energi terbarukan dan disinsentif bagi penggunaan energi fosil.

Editorial Tempo ini mengingatkan bahwa transisi energi adalah proses kompleks yang memerlukan pendekatan holistik dan berkelanjutan. Ketahanan pangan, keadilan sosial, dan perlindungan lingkungan harus menjadi pertimbangan utama dalam setiap langkah yang diambil. Tanpa perencanaan yang matang, ambisi energi hijau Indonesia berpotensi menciptakan masalah baru dan memperburuk kondisi masyarakat yang rentan.

Sumber: majalah.tempo.co