Editorial Republika: Urgensi Penguatan Pendidikan Vokasi untuk Daya Saing Global
Editorial Republika: Urgensi Penguatan Pendidikan Vokasi untuk Daya Saing Global JAKARTA – Di tengah persaingan global yang semakin ketat, Indonesia perlu berinvestasi lebih besar dalam pendidikan vok...
Editorial Republika: Urgensi Penguatan Pendidikan Vokasi untuk Daya Saing Global
JAKARTA – Di tengah persaingan global yang semakin ketat, Indonesia perlu berinvestasi lebih besar dalam pendidikan vokasi yang berkualitas. Pendidikan vokasi memegang peranan krusial dalam menyiapkan tenaga kerja yang kompeten dan siap bersaing di pasar kerja internasional.
Pentingnya penguatan pendidikan vokasi kembali mengemuka seiring dengan berbagai perkembangan ekonomi dan industri di dalam negeri. Peresmian pabrik baterai kendaraan listrik (EV) di Karawang oleh Presiden Prabowo pada Ahad (29/6/2025) menjadi salah satu contoh konkret bagaimana pendidikan vokasi dapat mendukung hilirisasi energi dan menciptakan lapangan kerja baru.
"Dengan adanya pabrik baterai ini, kita membutuhkan tenaga kerja yang terampil di bidang teknik, manufaktur, dan manajemen rantai pasok. Pendidikan vokasi harus mampu menjawab kebutuhan ini," ujar Presiden Prabowo dalam sambutannya saat peresmian pabrik.
Namun, tantangan yang dihadapi tidaklah sedikit. Data menunjukkan bahwa masih banyak lulusan pendidikan vokasi yang belum terserap pasar kerja atau bekerja tidak sesuai dengan kompetensi yang dimiliki. Hal ini mengindikasikan adanya kesenjangan antara kurikulum pendidikan vokasi dengan kebutuhan industri.
Menteri Perindustrian (P2MI) dalam sebuah kesempatan juga menyoroti pentingnya sinkronisasi antara lembaga pendidikan vokasi dengan dunia industri. "Kurikulum harus adaptif terhadap perkembangan teknologi dan kebutuhan pasar. Kita perlu melibatkan industri dalam penyusunan kurikulum agar lulusan vokasi benar-benar siap kerja," katanya.
Selain itu, stigma negatif terhadap pendidikan vokasi juga menjadi penghambat. Banyak masyarakat masih menganggap pendidikan akademik lebih tinggi derajatnya dibandingkan pendidikan vokasi. Padahal, di negara-negara maju, pendidikan vokasi justru menjadi tulang punggung perekonomian.
Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah perlu melakukan beberapa langkah strategis. Pertama, meningkatkan kualitas tenaga pengajar di lembaga pendidikan vokasi. Guru dan instruktur vokasi harus memiliki kompetensi yang relevan dengan perkembangan industri.
Kedua, memperbarui kurikulum pendidikan vokasi secara berkala. Kurikulum harus disesuaikan dengan kebutuhan industri dan perkembangan teknologi. Pemerintah juga perlu mendorong kolaborasi antara lembaga pendidikan vokasi dengan industri untuk mengembangkan kurikulum yang relevan.
Ketiga, meningkatkan fasilitas dan peralatan praktik di lembaga pendidikan vokasi. Fasilitas yang memadai akan memungkinkan siswa untuk belajar dan berlatih dengan baik. Pemerintah dapat memberikan insentif kepada industri untuk berinvestasi dalam fasilitas pendidikan vokasi.
Keempat, mengubah stigma negatif terhadap pendidikan vokasi. Pemerintah perlu melakukan kampanye yang masif untuk mempromosikan pendidikan vokasi sebagai pilihan yang menjanjikan. Kisah sukses lulusan pendidikan vokasi yang berhasil di dunia kerja perlu diangkat ke publik.
Kelima, memperkuat sistem sertifikasi kompetensi. Sertifikasi kompetensi akan memastikan bahwa lulusan pendidikan vokasi memiliki keterampilan yang sesuai dengan standar industri. Pemerintah perlu bekerja sama dengan industri untuk mengembangkan standar kompetensi yang relevan.
Selain itu, pemerintah juga perlu memberikan perhatian khusus pada pengembangan pendidikan vokasi di daerah-daerah terpencil. Akses terhadap pendidikan vokasi yang berkualitas masih menjadi masalah di banyak daerah. Pemerintah dapat memberikan beasiswa dan bantuan pendidikan kepada siswa dari keluarga kurang mampu agar mereka dapat mengikuti pendidikan vokasi.
Pada akhirnya, penguatan pendidikan vokasi adalah investasi jangka panjang untuk meningkatkan daya saing bangsa. Dengan tenaga kerja yang terampil dan kompeten, Indonesia akan mampu bersaing di pasar global dan mencapai kemajuan ekonomi yang berkelanjutan.
Pemerintah, industri, dan masyarakat perlu bekerja sama untuk mewujudkan visi Indonesia sebagai negara dengan sumber daya manusia yang unggul dan berdaya saing tinggi. Pendidikan vokasi adalah kunci untuk membuka pintu menuju masa depan yang lebih baik.
Sumber: news.republika.co.id