Opini & Editorial 09 Jul 2025, 17:02

Editorial Republika: Tantangan Integrasi Ekonomi Regional di ASEAN Pasca Pandemi

Editorial Republika: Tantangan Integrasi Ekonomi Regional di ASEAN Pasca Pandemi ASEAN, sebagai salah satu organisasi regional terpenting di Asia Tenggara, terus berupaya mempercepat integrasi ekonomi...

Editorial Republika: Tantangan Integrasi Ekonomi Regional di ASEAN Pasca Pandemi

ASEAN, sebagai salah satu organisasi regional terpenting di Asia Tenggara, terus berupaya mempercepat integrasi ekonominya pasca pandemi COVID-19. Namun, upaya ini tidaklah mudah. Berbagai tantangan menghadang, mulai dari masalah konektivitas hingga harmonisasi regulasi. Editorial ini akan mengupas lebih dalam mengenai hambatan dan peluang dalam mewujudkan integrasi ekonomi yang lebih erat di kawasan ini.

Pandemi COVID-19 telah memberikan pukulan telak bagi perekonomian negara-negara ASEAN. Sektor pariwisata, perdagangan, dan investasi mengalami penurunan signifikan. Meskipun demikian, pandemi juga membuka mata akan pentingnya kerja sama regional dalam menghadapi tantangan global. Pemulihan ekonomi pasca pandemi menjadi momentum krusial untuk memperkuat integrasi ekonomi ASEAN.

Salah satu tantangan utama dalam integrasi ekonomi ASEAN adalah masalah konektivitas. Infrastruktur yang belum memadai, terutama di negara-negara berkembang, menjadi penghambat arus barang, jasa, dan manusia. Pemerintah perlu berinvestasi lebih banyak dalam pembangunan infrastruktur, seperti jalan, pelabuhan, dan bandara, untuk meningkatkan konektivitas regional.

Selain infrastruktur fisik, konektivitas digital juga menjadi kunci dalam integrasi ekonomi di era digital. Akses internet yang terjangkau dan berkualitas tinggi sangat penting bagi pelaku usaha, terutama UMKM, untuk berpartisipasi dalam ekonomi digital. Pemerintah perlu mendorong investasi dalam infrastruktur telekomunikasi dan mengembangkan kebijakan yang mendukung inovasi digital.

Harmonisasi regulasi juga menjadi tantangan yang tidak kalah penting. Perbedaan standar dan peraturan di antara negara-negara anggota ASEAN dapat menghambat perdagangan dan investasi. Pemerintah perlu bekerja sama untuk menyelaraskan regulasi di berbagai sektor, seperti kepabeanan, perizinan, dan standar produk.

Selain itu, isu non-tarif barriers (NTBs) juga perlu mendapat perhatian. NTBs, seperti kuota impor, persyaratan sertifikasi, dan prosedur pengujian yang rumit, dapat menjadi hambatan perdagangan yang signifikan. Pemerintah perlu mengurangi NTBs dan meningkatkan transparansi regulasi untuk memfasilitasi perdagangan intra-ASEAN.

Namun, di balik tantangan tersebut, terdapat juga peluang besar dalam integrasi ekonomi ASEAN. Populasi yang besar, pertumbuhan ekonomi yang pesat, dan kelas menengah yang berkembang menjadi daya tarik bagi investor asing. ASEAN juga memiliki potensi besar dalam pengembangan industri halal dan ekonomi syariah.

Keuangan ekonomi syariah menjadi salah satu sektor yang menjanjikan di ASEAN. Aset perbankan syariah di Qatar terus meningkat, dan penerbitan sukuk valas diprediksi akan terus tumbuh. Indonesia juga memiliki potensi besar dalam pengembangan ekonomi syariah, namun literasi keuangan syariah di kalangan masyarakat masih rendah. Pemerintah perlu meningkatkan literasi keuangan syariah dan mengembangkan ekosistem yang mendukung pertumbuhan industri halal.

Selain itu, sektor ekonomi kreatif (ekraf) juga memiliki potensi besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di ASEAN. Sandiaga Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, menyebutkan bahwa ekraf dapat mendorong pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen. Pemerintah perlu memberikan dukungan kepada pelaku ekraf, seperti akses pembiayaan, pelatihan, dan promosi.

Untuk mempercepat integrasi ekonomi ASEAN, diperlukan komitmen yang kuat dari semua negara anggota. Pemerintah perlu bekerja sama secara erat dalam mengatasi tantangan dan memanfaatkan peluang yang ada. Selain itu, partisipasi aktif dari sektor swasta dan masyarakat sipil juga sangat penting.

Integrasi ekonomi ASEAN bukan hanya tentang peningkatan perdagangan dan investasi. Lebih dari itu, integrasi ekonomi juga bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mengurangi kesenjangan ekonomi di kawasan ini. Dengan kerja sama yang solid dan komitmen yang kuat, ASEAN dapat mewujudkan integrasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

Sebagai penutup, integrasi ekonomi regional di ASEAN pasca pandemi merupakan sebuah perjalanan panjang yang membutuhkan kerja keras dan komitmen dari semua pihak. Dengan mengatasi tantangan dan memanfaatkan peluang yang ada, ASEAN dapat mewujudkan integrasi ekonomi yang lebih erat dan memberikan manfaat bagi seluruh masyarakat di kawasan ini.

Sumber: news.republika.co.id