Opini & Editorial 20 Jun 2025, 17:01

Editorial Republika: Tantangan Diplomasi Indonesia di Tengah Gejolak Geopolitik Global

Editorial Republika: Tantangan Diplomasi Indonesia di Tengah Gejolak Geopolitik Global Jakarta - Di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik global, Indonesia menghadapi tantangan yang semakin komple...

Editorial Republika: Tantangan Diplomasi Indonesia di Tengah Gejolak Geopolitik Global

Jakarta - Di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik global, Indonesia menghadapi tantangan yang semakin kompleks dalam menjalankan diplomasi. Editorial Republika edisi terbaru menyoroti pentingnya netralitas dan peran aktif Indonesia dalam menjaga perdamaian dunia.

Gejolak yang terjadi di berbagai belahan dunia, termasuk konflik di Timur Tengah antara Iran dan Israel, serta perang di Ukraina, menuntut Indonesia untuk mengambil posisi yang bijak dan strategis. Sebagai negara dengan prinsip politik luar negeri bebas aktif, Indonesia memiliki peran unik dalam menjembatani perbedaan dan mendorong dialog.

"Netralitas bukan berarti pasif. Justru, dalam situasi seperti ini, Indonesia harus lebih aktif dalam mencari solusi damai," tulis Editorial Republika.

Menlu Sugiono sebelumnya menyatakan bahwa pemerintah telah menyiapkan rencana evakuasi WNI di Iran melalui jalur darat, sebagai langkah antisipasi terhadap eskalasi konflik. Hal ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam melindungi warga negara di tengah situasi yang tidak menentu.

Namun, tantangan diplomasi Indonesia tidak hanya terbatas pada penanganan konflik. Indonesia juga harus mampu memanfaatkan peluang ekonomi dan kerja sama yang muncul di tengah perubahan peta geopolitik dunia. Kesepakatan Free Trade Agreement (FTA) dengan Eurasian Economic Union (EAEU), misalnya, diharapkan dapat menurunkan harga gandum dan CPO, serta memperkuat ketahanan ekonomi nasional.

Selain itu, Indonesia juga dihadapkan pada isu-isu global seperti perubahan iklim, energi bersih, dan pembangunan berkelanjutan. Dalam hal ini, Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pemain kunci dalam transisi energi global, dengan sumber daya alam yang melimpah dan komitmen terhadap energi baru dan terbarukan (EBT).

"Indonesia harus mampu memanfaatkan momentum ini untuk memperkuat posisinya sebagai negara yang berperan aktif dalam menjaga perdamaian dunia dan mendorong pembangunan berkelanjutan," lanjut Editorial Republika.

Beberapa langkah konkret yang dapat dilakukan Indonesia antara lain:

  • Memperkuat dialog dan mediasi: Indonesia dapat berperan sebagai mediator dalam konflik-konflik regional dan global, dengan mengedepankan pendekatan dialog dan diplomasi.
  • Mendorong kerja sama multilateral: Indonesia harus aktif dalam forum-forum internasional seperti PBB, ASEAN, dan G20, untuk mencari solusi bersama terhadap tantangan global.
  • Memperkuat ketahanan ekonomi: Indonesia perlu diversifikasi ekonomi dan mengurangi ketergantungan pada impor, serta memperkuat kerja sama dengan negara-negara sahabat.
  • Mendorong transisi energi: Indonesia harus mempercepat pengembangan EBT dan mengurangi ketergantungan pada energi fosil, serta memanfaatkan potensi energi nuklir sebagai bagian dari bauran energi nasional.
  • Memperkuat diplomasi publik: Indonesia perlu meningkatkan citra positif di mata dunia melalui diplomasi budaya, pendidikan, dan pariwisata.

Editorial Republika juga menyoroti pentingnya dukungan dari seluruh elemen bangsa dalam menjalankan diplomasi yang efektif. Pemerintah, parlemen, masyarakat sipil, dan media massa harus bersinergi untuk mencapai tujuan nasional.

"Diplomasi bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga tanggung jawab kita bersama sebagai bangsa," tegas Editorial Republika.

Di tengah gejolak geopolitik global, Indonesia memiliki peluang untuk menunjukkan kepemimpinan dan berkontribusi positif bagi perdamaian dan kemakmuran dunia. Dengan netralitas, peran aktif, dan dukungan dari seluruh elemen bangsa, Indonesia dapat menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang yang ada.

Sumber: news.republika.co.id