Opini & Editorial 19 Jun 2025, 14:02

Editorial Republika: Revitalisasi Sektor Pertanian: Kunci Ketahanan Pangan Nasional

Editorial Republika: Revitalisasi Sektor Pertanian: Kunci Ketahanan Pangan Nasional JAKARTA – Di tengah tantangan perubahan iklim dan pertumbuhan populasi yang pesat, ketahanan pangan nasional menjadi...

Editorial Republika: Revitalisasi Sektor Pertanian: Kunci Ketahanan Pangan Nasional

JAKARTA – Di tengah tantangan perubahan iklim dan pertumbuhan populasi yang pesat, ketahanan pangan nasional menjadi isu krusial yang membutuhkan perhatian serius. Editorial Republika hari ini (19/6/2025) menyoroti pentingnya revitalisasi sektor pertanian sebagai kunci utama untuk menjamin ketersediaan pangan yang cukup dan berkelanjutan bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Sektor pertanian, sebagai tulang punggung perekonomian dan sumber utama pangan, menghadapi berbagai tantangan kompleks. Perubahan iklim ekstrem, seperti kekeringan dan banjir, mengancam produktivitas lahan pertanian. Selain itu, alih fungsi lahan pertanian menjadi kawasan industri dan perumahan juga semakin mempersempit lahan yang tersedia untuk bercocok tanam. Di sisi lain, peningkatan populasi menuntut peningkatan produksi pangan yang signifikan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi yang terus meningkat.

Editorial Republika menekankan bahwa revitalisasi sektor pertanian harus menjadi prioritas utama pemerintah. Investasi yang signifikan dalam inovasi dan infrastruktur pertanian adalah langkah yang tak terhindarkan. Pengembangan teknologi pertanian modern, seperti penggunaan bibit unggul, sistem irigasi yang efisien, dan mekanisasi pertanian, dapat meningkatkan produktivitas lahan dan mengurangi ketergantungan pada cuaca.

Selain itu, pemerintah perlu mendorong riset dan pengembangan di bidang pertanian untuk menghasilkan varietas tanaman yang tahan terhadap perubahan iklim dan hama penyakit. "Inovasi adalah kunci untuk menghadapi tantangan perubahan iklim dan meningkatkan produktivitas pertanian," tulis editorial tersebut.

Infrastruktur pertanian yang memadai juga menjadi faktor penting dalam revitalisasi sektor ini. Pembangunan dan perbaikan jaringan irigasi, jalan pertanian, dan fasilitas penyimpanan hasil panen dapat mengurangi kerugian pasca panen dan memastikan distribusi pangan yang efisien.

Tidak hanya itu, editorial Republika juga menyoroti pentingnya peran petani sebagai pelaku utama dalam sektor pertanian. Pemerintah perlu memberikan dukungan kepada petani melalui pelatihan, penyediaan akses terhadap modal dan teknologi, serta perlindungan harga hasil panen. "Petani adalah garda terdepan dalam menjaga ketahanan pangan nasional. Kesejahteraan mereka harus menjadi prioritas," tegas editorial tersebut.

Lebih lanjut, editorial tersebut mengingatkan akan pentingnya menjaga keberlanjutan lingkungan dalam revitalisasi sektor pertanian. Penggunaan pupuk dan pestisida kimia secara berlebihan dapat merusak kesuburan tanah dan mencemari lingkungan. Oleh karena itu, pemerintah perlu mendorong penggunaan pupuk organik dan praktik pertanian yang ramah lingkungan.

Pemerintah juga didorong untuk lebih serius dalam menanggapi isu pemanasan global yang semakin cepat, yang mana dunia kini semakin dekat dengan titik kritis iklim. Selain itu, editorial juga menyinggung laporan yang mengungkapkan bahwa bank elite global terus mengucurkan dana jumbo ke industri fosil.

Ketegangan yang terjadi antara Iran dan Israel juga menjadi perhatian, dimana industri diminta untuk mengevaluasi rantai pasok.

Editorial Republika menyimpulkan bahwa revitalisasi sektor pertanian adalah investasi strategis untuk masa depan bangsa. Dengan dukungan pemerintah, partisipasi aktif petani, dan penerapan teknologi modern, Indonesia dapat mencapai ketahanan pangan yang berkelanjutan dan mengurangi ketergantungan pada impor pangan.

"Ketahanan pangan adalah fondasi kemandirian bangsa. Mari kita revitalisasi sektor pertanian untuk mewujudkan Indonesia yang berdaulat pangan," demikian bunyi penutup editorial Republika.

Sumber: news.republika.co.id