Opini & Editorial 16 Jun 2025, 17:47

Editorial Republika: Refleksi Hari Lingkungan Hidup: Urgensi Aksi Nyata Atasi Perubahan Iklim

EDITORIAL REPUBLIKA: Refleksi Hari Lingkungan Hidup: Urgensi Aksi Nyata Atasi Perubahan Iklim JAKARTA - Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang jatuh setiap tanggal 5 Juni menjadi momentum penti...

EDITORIAL REPUBLIKA: Refleksi Hari Lingkungan Hidup: Urgensi Aksi Nyata Atasi Perubahan Iklim

JAKARTA - Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang jatuh setiap tanggal 5 Juni menjadi momentum penting untuk merefleksikan kondisi lingkungan global dan urgensi tindakan nyata dalam mengatasi perubahan iklim. Editorial Republika hari ini menyoroti perlunya aksi konkret dan berkelanjutan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, masyarakat sipil, dan dunia usaha, untuk mengurangi dampak negatif perubahan iklim.

Perubahan iklim telah menjadi ancaman nyata bagi keberlangsungan hidup manusia dan ekosistem. Dampaknya dapat dirasakan melalui berbagai fenomena alam ekstrem, seperti banjir, kekeringan, gelombang panas, dan kenaikan permukaan air laut. Jika tidak segera ditangani, perubahan iklim akan memperburuk kondisi sosial, ekonomi, dan lingkungan di seluruh dunia.

Editorial Republika menekankan bahwa penanganan perubahan iklim membutuhkan pendekatan holistik dan terintegrasi. Pemerintah memiliki peran kunci dalam menyusun kebijakan yang berpihak pada lingkungan, seperti pengembangan energi terbarukan, pengelolaan hutan yang berkelanjutan, dan pengendalian emisi gas rumah kaca. Selain itu, pemerintah juga perlu meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya menjaga lingkungan dan memberikan insentif bagi pelaku usaha yang ramah lingkungan.

Masyarakat sipil juga memiliki peran penting dalam penanganan perubahan iklim. Melalui berbagai aksi nyata, seperti mengurangi penggunaan plastik, menghemat energi, dan menanam pohon, masyarakat dapat memberikan kontribusi positif bagi lingkungan. Selain itu, masyarakat juga dapat berperan sebagai pengawas terhadap kebijakan pemerintah dan aktivitas perusahaan yang berpotensi merusak lingkungan.

Dunia usaha juga memiliki tanggung jawab besar dalam penanganan perubahan iklim. Perusahaan-perusahaan perlu berinvestasi dalam teknologi ramah lingkungan dan menerapkan praktik bisnis yang berkelanjutan. Selain itu, perusahaan juga perlu transparan dalam melaporkan dampak lingkungan dari kegiatan operasionalnya.

Beberapa berita terkait isu lingkungan yang terjadi belakangan ini mencerminkan urgensi persoalan ini. Menteri Lingkungan Hidup mendesak agar RDF Rorotan segera beroperasi untuk mengatasi masalah sampah. Kepala BMKG mengungkapkan bahwa sistem peringatan dini sering diabaikan saat terjadi pergantian kepala daerah. Selain itu, terungkap pula bahwa perubahan iklim meningkatkan risiko infeksi jamur, dan rata-rata setiap orang menghasilkan 7-8 kilogram sampah elektronik.

Pembiayaan hijau perbankan menunjukkan tren positif dengan menembus Rp1.452 triliun, dan beberapa perusahaan seperti NICL memperkuat implementasi ESG (Environmental, Social, and Governance). Di sisi lain, Eropa Barat terancam mengalami musim dingin ekstrem akibat perubahan iklim.

Editorial Republika juga menyoroti pentingnya kerja sama internasional dalam penanganan perubahan iklim. Negara-negara di dunia perlu bersatu untuk mencapai target pengurangan emisi gas rumah kaca yang telah disepakati dalam Perjanjian Paris. Selain itu, negara-negara maju perlu memberikan dukungan finansial dan teknologi kepada negara-negara berkembang untuk membantu mereka beradaptasi dengan dampak perubahan iklim.

Menjelang Hari Lingkungan Hidup Sedunia, editorial ini menyerukan kepada seluruh elemen bangsa untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan. Aksi nyata dari setiap individu, keluarga, komunitas, dan organisasi akan sangat berarti dalam menjaga kelestarian alam dan mengurangi dampak perubahan iklim.

Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia harus menjadi momentum bagi kita semua untuk melakukan refleksi dan evaluasi terhadap upaya yang telah dilakukan dalam menjaga lingkungan. Sudah saatnya kita meninggalkan retorika dan beralih ke aksi nyata yang berkelanjutan. Masa depan bumi dan generasi penerus ada di tangan kita.

Sumber: news.republika.co.id