Opini & Editorial 15 Jul 2025, 17:03

Editorial Republika: Pendidikan Karakter: Investasi Jangka Panjang untuk Masa Depan Bangsa

Jakarta - Pendidikan karakter menjadi sorotan utama sebagai investasi jangka panjang untuk masa depan bangsa. Editorial Republika edisi terbaru menekankan pentingnya penanaman nilai-nilai moral dan et...

Jakarta - Pendidikan karakter menjadi sorotan utama sebagai investasi jangka panjang untuk masa depan bangsa. Editorial Republika edisi terbaru menekankan pentingnya penanaman nilai-nilai moral dan etika sejak dini dalam sistem pendidikan. Mengapa pendidikan karakter dianggap krusial? Bagaimana integrasinya dapat membentuk generasi penerus yang berintegritas?

Pendidikan karakter bukan sekadar mata pelajaran tambahan, melainkan fondasi utama dalam membentuk kepribadian siswa. Hal ini menjadi semakin relevan di tengah tantangan globalisasi dan perubahan sosial yang pesat. Editorial tersebut menyoroti bahwa pendidikan karakter harus diintegrasikan ke dalam seluruh aspek kurikulum, mulai dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi.

"Pendidikan karakter adalah investasi masa depan. Kita tidak hanya mencetak generasi yang cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki moral dan etika yang kuat," tulis Editorial Republika.

Pentingnya pendidikan karakter juga tercermin dalam berbagai kegiatan yang dilakukan di sekolah-sekolah. Di SDN 1 Babakan Talang, misalnya, para siswa memulai hari pertama masuk sekolah dengan belajar di sekolah darurat. Sementara itu, di SMAN 1 Indramayu, anggota TNI memberikan pelatihan baris berbaris saat Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), sebagai bagian dari pembentukan disiplin dan karakter siswa.

Hari Anak Nasional 2025 yang dirayakan serentak di seluruh sekolah di Indonesia juga menjadi momentum untuk menghidupkan kembali permainan tradisional. Hal ini bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai luhur budaya bangsa kepada generasi muda.

Namun, tantangan dalam implementasi pendidikan karakter juga tidak bisa diabaikan. NU dan Muhammadiyah Jabar mengkritik keras kebijakan satu kelas 50 siswa KDM, yang dinilai dapat menghambat efektivitas proses belajar-mengajar dan pembentukan karakter siswa.

Selain itu, keterlibatan orang tua dalam pengasuhan juga memiliki peran penting dalam membentuk karakter anak. Penelitian menunjukkan bahwa keterlibatan ayah dalam pengasuhan dapat membuat anak lebih berani dan percaya diri.

Di tengah arus informasi yang deras, generasi Z cenderung lebih percaya saran kesehatan dari media sosial ketimbang dokter. Hal ini menjadi perhatian serius terkait dengan pentingnya literasi digital dan kemampuan memilah informasi yang benar.

Pendidikan karakter juga harus mampu membekali siswa dengan keterampilan untuk menghadapi tantangan dunia kerja. Mencari kerja saat ini tidaklah mudah, dan hal ini dapat menimbulkan dampak psikologis yang signifikan bagi para pencari kerja. Oleh karena itu, pendidikan karakter harus mampu membekali siswa dengan resiliensi, kemampuan beradaptasi, dan etos kerja yang tinggi.

Pemerintah juga memiliki peran penting dalam mendukung pendidikan karakter. DPR meminta pemerintah untuk mengusut tuntas kasus dugaan beras oplosan, yang mencerminkan pentingnya integritas dan kejujuran dalam dunia bisnis.

Kasus yang melibatkan Nadiem Makarim dan stafsusnya juga menjadi sorotan. Kejagung bahkan menjemput paksa stafsus Nadiem Makarim untuk diperiksa terkait kasus Chromebook. Hal ini menunjukkan bahwa penegakan hukum dan transparansi juga merupakan bagian dari pendidikan karakter.

Di bidang ekonomi syariah, Muhammadiyah memilih fokus ke BPRS daripada bank umum syariah. Anwar Abbas menjelaskan bahwa hal ini dilakukan untuk memperluas akses layanan syariah kepada masyarakat.

Dalam konteks global, Indonesia juga berupaya memperkuat ekonomi biru dan tata kelola laut melalui peluncuran Ocean Centre. Menag juga menekankan pentingnya menjaga alam sebagai amanah, bukan sebagai objek eksploitasi.

Pendidikan karakter adalah investasi jangka panjang yang membutuhkan komitmen dari semua pihak, mulai dari pemerintah, sekolah, orang tua, hingga masyarakat. Dengan menanamkan nilai-nilai moral dan etika sejak dini, kita dapat menciptakan generasi penerus yang berintegritas, berdaya saing, dan mampu membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih baik.

Sumber: news.republika.co.id