Editorial Republika: Pendidikan Karakter di Era Digital: Fondasi Generasi Emas Indonesia (10 Juni 2025)
Editorial Republika: Pendidikan Karakter di Era Digital: Fondasi Generasi Emas Indonesia JAKARTA – Di tengah pesatnya perkembangan teknologi digital, pendidikan karakter menjadi fondasi krusial bagi p...
Editorial Republika: Pendidikan Karakter di Era Digital: Fondasi Generasi Emas Indonesia
JAKARTA – Di tengah pesatnya perkembangan teknologi digital, pendidikan karakter menjadi fondasi krusial bagi pembentukan generasi emas Indonesia. Editorial Republika pada 10 Juni 2025 menyoroti urgensi integrasi nilai-nilai luhur bangsa dan etika digital dalam kurikulum pendidikan. Mengapa pendidikan karakter begitu penting di era digital ini?
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah mengubah lanskap pendidikan secara fundamental. Akses terhadap informasi menjadi semakin mudah dan cepat, namun di sisi lain, tantangan disinformasi, ujaran kebencian, dan perilaku negatif di dunia maya juga semakin meningkat. Oleh karena itu, pendidikan karakter yang kuat menjadi benteng bagi generasi muda agar tidak tergerus oleh dampak negatif digitalisasi.
Editorial Republika menekankan bahwa pendidikan karakter di era digital tidak hanya sebatas mengajarkan nilai-nilai moral seperti kejujuran, tanggung jawab, dan toleransi, tetapi juga mencakup etika digital. Etika digital meliputi kemampuan untuk menggunakan teknologi secara bijak, bertanggung jawab, dan menghargai hak-hak orang lain di dunia maya. Hal ini mencakup kemampuan untuk memverifikasi informasi, menghindari penyebaran hoaks, dan menghormati privasi orang lain.
"Pendidikan karakter di era digital harus mampu membekali generasi muda dengan kemampuan untuk membedakan antara fakta dan opini, antara informasi yang benar dan hoaks," tulis Editorial Republika. "Selain itu, mereka juga harus memiliki kesadaran tentang dampak dari tindakan mereka di dunia maya, baik positif maupun negatif."
Beberapa berita terkait pendidikan dan generasi muda yang muncul pada hari yang sama turut menggarisbawahi pentingnya isu ini. Wali Kota Bandung tengah menyelidiki dugaan jual beli kursi SPMB jenjang SMP yang mencoreng integritas pendidikan. Di sisi lain, pendaftaran SPMB 2025 tahap satu dibuka, menawarkan tiga jalur dengan kuota yang telah ditentukan. Namun, sempat terjadi kendala teknis seperti server down di beberapa sekolah, menunjukkan perlunya pembenahan sistem pendaftaran.
Selain pendidikan formal, peran keluarga dan masyarakat juga sangat penting dalam membentuk karakter generasi muda di era digital. Orang tua perlu menjadi contoh yang baik dalam penggunaan teknologi dan memberikan pendampingan kepada anak-anak mereka. Masyarakat juga perlu menciptakan lingkungan digital yang positif dan kondusif bagi perkembangan karakter generasi muda.
"Pendidikan karakter adalah tanggung jawab kita bersama," tegas Editorial Republika. "Kita tidak bisa hanya mengandalkan sekolah untuk membentuk karakter generasi muda. Keluarga, masyarakat, dan pemerintah harus bekerja sama untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang holistik dan berkelanjutan."
Pemerintah juga memiliki peran penting dalam mendukung pendidikan karakter di era digital. Hal ini dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti mengembangkan kurikulum yang relevan, menyediakan pelatihan bagi guru, dan mempromosikan kampanye literasi digital. Selain itu, pemerintah juga perlu berperan aktif dalam memberantas konten-konten negatif di internet yang dapat merusak moral generasi muda.
Di bidang lain, isu-isu seperti pencabutan 4 izin pertambangan di Raja Ampat dan peringatan terhadap hoaks kerusakan Raja Ampat melalui gambar AI menunjukkan pentingnya etika lingkungan dan tanggung jawab dalam menggunakan teknologi. Hal ini juga relevan dengan pendidikan karakter, di mana generasi muda perlu memiliki kesadaran tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan dan menggunakan teknologi untuk kebaikan bersama.
Editorial Republika menyimpulkan bahwa pendidikan karakter di era digital adalah investasi jangka panjang bagi masa depan bangsa. Dengan membekali generasi muda dengan nilai-nilai luhur bangsa dan etika digital, Indonesia dapat menghasilkan generasi emas yang cerdas, berakhlak mulia, dan mampu bersaing di era global. Pendidikan karakter bukan hanya sekadar mata pelajaran di sekolah, tetapi merupakan fondasi bagi pembangunan manusia Indonesia yang seutuhnya.
Sumber: news.republika.co.id