Opini & Editorial 14 Jun 2025, 12:06

Editorial Republika: Momentum Pemulihan Ekonomi Pasca Pandemi

Editorial Republika: Momentum Pemulihan Ekonomi Pasca Pandemi JAKARTA – Editorial Republika edisi hari ini, Sabtu (14/6/2025), menyoroti pentingnya momentum pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19. P...

Editorial Republika: Momentum Pemulihan Ekonomi Pasca Pandemi

JAKARTA – Editorial Republika edisi hari ini, Sabtu (14/6/2025), menyoroti pentingnya momentum pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19. Pemulihan ini menjadi krusial bagi Indonesia untuk kembali pada jalur pertumbuhan yang berkelanjutan. Editorial menekankan perlunya sinergi antara pemerintah dan seluruh elemen masyarakat untuk mengoptimalkan momentum ini.

Pandemi Covid-19 telah memberikan dampak yang signifikan terhadap perekonomian global, termasuk Indonesia. Sektor-sektor ekonomi mengalami kontraksi, lapangan kerja berkurang, dan kesejahteraan masyarakat terganggu. Namun, seiring dengan meredanya pandemi dan program vaksinasi yang berjalan, tanda-tanda pemulihan mulai terlihat.

Editorial Republika mencatat bahwa pemulihan ekonomi Indonesia saat ini didukung oleh beberapa faktor, antara lain:

  • Peningkatan konsumsi masyarakat: Seiring dengan pelonggaran pembatasan sosial, aktivitas ekonomi masyarakat mulai pulih. Konsumsi rumah tangga sebagai salah satu motor penggerak ekonomi menunjukkan peningkatan.
  • Kinerja ekspor yang baik: Permintaan global yang meningkat mendorong kinerja ekspor Indonesia. Sektor-sektor unggulan seperti komoditas dan manufaktur mencatat pertumbuhan positif.
  • Investasi yang mulai menggeliat: Pemerintah terus berupaya menarik investasi baik dari dalam maupun luar negeri. Berbagai kebijakan dan insentif diberikan untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif.

Namun, editorial juga mengingatkan bahwa tantangan pemulihan ekonomi masih ada. Beberapa isu yang perlu diwaspadai antara lain:

  • Inflasi: Kenaikan harga-harga komoditas global dapat memicu inflasi di dalam negeri. Pemerintah perlu menjaga stabilitas harga dan mengendalikan inflasi agar tidak menggerus daya beli masyarakat.
  • Ketidakpastian global: Perang di Ukraina dan ketegangan geopolitik lainnya dapat mempengaruhi perekonomian global dan berdampak pada Indonesia. Pemerintah perlu mengantisipasi risiko-risiko eksternal ini.

Untuk mengoptimalkan momentum pemulihan ekonomi, editorial Republika memberikan beberapa rekomendasi:

  1. Peningkatan investasi: Pemerintah perlu terus berupaya menarik investasi di berbagai sektor, terutama sektor-sektor yang memiliki nilai tambah tinggi dan menciptakan lapangan kerja.
  2. Penguatan UMKM: Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia. Pemerintah perlu memberikan dukungan dan fasilitas yang memadai agar UMKM dapat berkembang dan berdaya saing.
  3. Peningkatan kualitas sumber daya manusia: Peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) menjadi kunci untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing. Pemerintah perlu meningkatkan investasi di bidang pendidikan dan pelatihan.
  4. Digitalisasi ekonomi: Digitalisasi ekonomi dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Pemerintah perlu mendorong digitalisasi di berbagai sektor ekonomi, termasuk UMKM.
  5. Stabilitas politik dan keamanan: Stabilitas politik dan keamanan merupakan prasyarat untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif. Pemerintah perlu menjaga stabilitas politik dan keamanan agar investor merasa aman dan nyaman berinvestasi di Indonesia.

Selain itu, editorial juga menyoroti beberapa berita terkait ekonomi dan bisnis yang terjadi dalam beberapa hari terakhir:

  • Bank Indonesia (BI) mencatat modal asing masuk bersih sebesar Rp5,2 triliun pada pekan kedua Juni 2025.
  • Pertamina mendorong subsidi tepat sasaran untuk mengurangi tekanan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
  • Grab bakal mengucurkan dana Rp16 miliar untuk program makan bergizi gratis.
  • Millers for Nutrition resmi diluncurkan, Bappenas mendorong fortifikasi pangan untuk memperkuat SDM.
  • HSBC-WRI-WWF mendorong industri rendah karbon.
  • IIF mengajak pelaku industri menerapkan ESG di sektor infrastruktur.
  • BSI mengelola 1,2 juta rekening payroll, mendorong inklusi keuangan syariah.
  • Transaksi QRIS di Muamalat DIN tembus 1,2 juta, tumbuh 48 persen.

Sebagai penutup, editorial Republika mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersinergi dan berkontribusi dalam upaya pemulihan ekonomi. Dengan kerja keras dan gotong royong, Indonesia dapat memanfaatkan momentum ini untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Sumber: news.republika.co.id