Opini & Editorial 17 Jun 2025, 02:23

Editorial Republika: Mengatasi Krisis Iklim: Aksi Nyata Menuju Indonesia Emas 2045

Editorial Republika: Mengatasi Krisis Iklim: Aksi Nyata Menuju Indonesia Emas 2045 JAKARTA – Krisis iklim menjadi tantangan global yang mendesak dan membutuhkan aksi nyata dari seluruh negara, termasu...

Editorial Republika: Mengatasi Krisis Iklim: Aksi Nyata Menuju Indonesia Emas 2045

JAKARTA – Krisis iklim menjadi tantangan global yang mendesak dan membutuhkan aksi nyata dari seluruh negara, termasuk Indonesia. Editorial Republika menyoroti pentingnya integrasi upaya mengatasi krisis iklim dalam mencapai visi Indonesia Emas 2045. Dengan perubahan iklim yang semakin terasa, kebijakan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan menjadi krusial untuk melindungi masa depan bangsa.

Editorial ini menekankan bahwa krisis iklim bukan hanya isu lingkungan, tetapi juga masalah ekonomi, sosial, dan keamanan. Dampak perubahan iklim seperti banjir, kekeringan, dan kenaikan permukaan air laut dapat mengancam ketahanan pangan, infrastruktur, dan stabilitas sosial. Oleh karena itu, pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil perlu bekerja sama untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, meningkatkan adaptasi terhadap dampak perubahan iklim, dan mengembangkan ekonomi hijau.

Salah satu poin penting yang diangkat adalah perlunya transisi energi dari bahan bakar fosil ke energi terbarukan. Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan energi surya, angin, air, dan panas bumi. Investasi dalam energi terbarukan tidak hanya mengurangi emisi karbon, tetapi juga menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan kemandirian energi.

Selain itu, editorial ini juga menyoroti pentingnya pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan. Hutan, lahan gambut, dan ekosistem pesisir memiliki peran penting dalam menyerap karbon dan melindungi keanekaragaman hayati. Kebijakan yang efektif untuk mencegah deforestasi, kebakaran hutan, dan kerusakan lingkungan lainnya sangat diperlukan.

Beberapa berita terkait isu lingkungan juga mencuat dalam beberapa waktu terakhir. Tiga perempuan bersepeda dari Bali ke Jakarta untuk mengkampanyekan gaya hidup ramah lingkungan, menunjukkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan. Selain itu, program budi daya udang berkelanjutan juga menjadi contoh bagaimana sektor perikanan dapat berkontribusi pada pembangunan yang berkelanjutan.

"Pertamina International Shipping" juga turut berpartisipasi dalam upaya pelestarian lingkungan dengan menanam 600 terumbu karang di Kepulauan Seribu. Tindakan ini menunjukkan komitmen sektor swasta dalam menjaga ekosistem laut.

Namun, tantangan yang dihadapi juga tidak kecil. Rob yang melanda pesisir Eretan Wetan setiap hari menjadi pengingat bahwa dampak perubahan iklim sudah sangat nyata. Sampah yang membanjiri Sungai Buntung di Yogyakarta juga menunjukkan masalah pengelolaan sampah yang masih perlu ditingkatkan.

Dalam konteks ini, editorial Republika menyerukan kepada pemerintah untuk memperkuat regulasi lingkungan, meningkatkan investasi dalam infrastruktur hijau, dan mendorong partisipasi masyarakat dalam upaya mengatasi krisis iklim. Pendidikan dan kesadaran masyarakat juga perlu ditingkatkan agar setiap individu dapat berkontribusi pada pelestarian lingkungan.

Selain itu, kerja sama internasional juga menjadi kunci. Indonesia perlu aktif dalam forum-forum internasional untuk memperjuangkan kepentingan negara berkembang dalam mengatasi perubahan iklim. Transfer teknologi dan dukungan finansial dari negara-negara maju sangat penting untuk membantu Indonesia mencapai target-target iklimnya.

Menuju Indonesia Emas 2045, pembangunan ekonomi harus sejalan dengan pelestarian lingkungan. Ekonomi hijau, pariwisata berkelanjutan, dan pertanian organik adalah contoh sektor-sektor yang dapat memberikan kontribusi positif bagi pertumbuhan ekonomi dan pelestarian lingkungan.

Editorial ini menyimpulkan bahwa mengatasi krisis iklim adalah tanggung jawab bersama. Dengan aksi nyata dan komitmen yang kuat dari seluruh pihak, Indonesia dapat mencapai visi Indonesia Emas 2045 yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Masa depan bangsa ada di tangan kita, dan kita harus bertindak sekarang untuk melindungi bumi dan generasi mendatang.

Sumber: news.republika.co.id