Opini & Editorial 16 Jun 2025, 17:35

Editorial: Ancaman Krisis Pangan Global dan Kesiapan Indonesia Menghadapinya

MUI Kecam Rencana Trump Kuasai Gaza dan Relokasi Warga Palestina Jakarta, CNN Indonesia – Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengecam keras gagasan mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang in...

MUI Kecam Rencana Trump Kuasai Gaza dan Relokasi Warga Palestina

Jakarta, CNN Indonesia – Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengecam keras gagasan mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang ingin mengambil alih Gaza dan merelokasi warganya secara permanen. Pernyataan ini disampaikan sebagai respons atas pernyataan Trump yang dilansir oleh Politico dan Reuters pada Rabu (5/2/2025), yang menyebut "masalah Gaza tidak pernah selesai" dan mengindikasikan perlunya relokasi warga Gaza ke tempat lain.

Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional, Sudarnoto Abdul Hakim, menyebut gagasan Trump sebagai "rencana jahat yang harus ditolak oleh kita semua." Ia menilai bahwa kepemimpinan AS dan Israel tidak tulus dalam upaya mencapai gencatan senjata yang telah disepakati.

"Menurut saya, kepemimpinan Amerika dan Israel benar-benar tidak sincere atau jujur terkait dengan gencatan senjata yang sudah disepakati. Masih terus dibuat rencana dan langkah-langkah yang meyakinkan agar Gaza dan Palestina secara keseluruhan tetap di bawah kontrol Israel dan Amerika," kata Sudarnoto kepada wartawan, Rabu (5/2/2025).

MUI menilai gagasan relokasi ini akan merusak kemerdekaan Palestina. Sudarnoto menekankan pentingnya kewaspadaan dan pengawasan terhadap rencana tersebut. Ia menambahkan bahwa ide relokasi yang dilontarkan Trump diperkuat dengan pertemuan antara Trump dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu beberapa jam sebelumnya.

"Karena itu, kewaspadaan dan pengawasan haruslah dilakukan secara lebih terukur agar semua upaya yang merusak dan menghancurkan cita-cita kemerdekaan Palestina bisa dihentikan," ujarnya.

Sudarnoto memandang gencatan senjata bertahap di Gaza sebagai jalan menuju kemerdekaan Palestina dan meminta agar proses ini diawasi dengan ketat.

"Gencatan senjata bertahap ini adalah jalan untuk kemerdekaan Palestina dan pergi atau keluarnya tentara pendudukan Israel dari seluruh wilayah Palestina. Karena itu, proses ini harus dijaga sepenuhnya jangan sampai dirusak oleh rencana jahat Amerika-Israel," tegasnya.

MUI mendesak negara-negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI) untuk bersatu menghentikan rencana AS tersebut. Sudarnoto meyakini bahwa hanya dengan persatuan, rencana tersebut dapat digagalkan.

"Negara-negara OKI kembali dituntut untuk bersepakat melakukan langkah konstruktif menghadapi konspirasi jahat Amerika-Israel, menghentikan keinginan Amerika untuk taking over, owning, menguasai dan mengontrol Gaza," jelasnya.

Sudarnoto juga menekankan pentingnya bantuan yang tulus dari pihak-pihak yang selama ini membela Palestina, serta mewanti-wanti agar tidak berharap pada bantuan dan dukungan Amerika untuk rekonstruksi Gaza-Palestina.

"Jangan berharap terhadap bantuan dan dukungan Amerika untuk rekonstruksi Gaza-Palestina karena di balik itu ada motif busuk," lanjutnya.

Lebih lanjut, MUI mendorong pemerintah Indonesia untuk melakukan konsolidasi dengan negara-negara yang selama ini benar-benar membela Palestina guna melawan gagasan Trump tersebut.

"Mendorong pemerintah RI untuk terus mengambil prakarsa melakukan dialog dan konsolidasi dengan negara-negara yang selama ini telah memberikan pembelaan kepada Palestina. Ada lebih 2/3 negara anggota PBB yang telah memberikan dukungan kepada Palestina," katanya.

MUI juga menyerukan kepada masyarakat, khususnya umat Islam, lembaga-lembaga filantropi, dan komunitas pembela Palestina, untuk memperkuat konsolidasi dan kebersamaan dalam membantu dan mengawal kemerdekaan Palestina.

"Jangan biarkan Amerika Serikat mengambil alih dan mengontrol Gaza-Palestina. Persatuan di kalangan kita juga sangat penting, konsolidasi komunikasi pemerintah-masyarakat perlu penguatan," pungkasnya.

Sebelumnya, Donald Trump mencetuskan relokasi warga Gaza secara permanen, menyebut "permasalahan di Gaza tidak akan pernah selesai." Ia mengatakan AS akan menguasai Gaza untuk jangka panjang dan mengembangkan daerah itu secara ekonomi setelah penduduk Gaza direlokasi ke tempat lain.

Gagasan ini merupakan langkah yang menghancurkan kebijakan AS selama puluhan tahun terhadap konflik Israel-Palestina dan ditolak mentah-mentah oleh para pemimpin negara Arab. Mesir dan Yordania termasuk di antara negara-negara yang menolak gagasan relokasi tersebut.

Sumber: news.detik.com