Diluncurkan Hari Ini, Wasekjen Hipmi: Danantara Tonggak Baru Pengelolaan BUMN
Diluncurkan Hari Ini, Wasekjen Hipmi: Danantara Tonggak Baru Pengelolaan BUMN JAKARTA - Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) resmi diluncurkan hari ini, Senin (24/2/2025), di J...
Diluncurkan Hari Ini, Wasekjen Hipmi: Danantara Tonggak Baru Pengelolaan BUMN
JAKARTA - Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) resmi diluncurkan hari ini, Senin (24/2/2025), di Jakarta. Wakil Sekretaris Jenderal Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Wasekjen BPP Hipmi), Anthony Leong, menilai lembaga ini akan menjadi tonggak baru bagi modernisasi pengelolaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Indonesia. Dukungan dari pemerintah dan minat investor global menjadi faktor kunci dalam pembentukan Danantara.
Anthony Leong menyatakan, pembentukan Danantara merupakan wujud komitmen pemerintah dalam mereformasi dan meningkatkan kinerja BUMN melalui pendekatan manajemen modern. "Dengan dukungan dari pimpinan tertinggi dan minat kuat dari investor global, Danantara akan menjadi tonggak baru bagi modernisasi pengelolaan BUMN di Indonesia," ujarnya dalam keterangan tertulis, Ahad (23/2/2025).
Menurutnya, strategi ini sejalan dengan praktik unggulan yang telah diterapkan oleh Temasek di Singapura dan Khazanah di Malaysia. Sementara itu, di China, pengelolaan BUMN sektor non-finansial dikendalikan oleh SASAC (State-owned Assets Supervision and Administration Commission).
"Inisiatif ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," kata Direktur PoliEco Digital Insights Institute (PEDAS) itu.
Dukungan untuk CEO Dan Eksekutif Kredibel
Anthony Leong juga menyatakan dukungannya terhadap pilihan Presiden Prabowo Subianto dalam menentukan CEO dan jajaran eksekutif Danantara. Ia meyakini bahwa sosok yang dipilih adalah individu yang kredibel, memiliki rekam jejak yang jelas, dan kompeten di bidangnya.
"Yakin pasti adalah sosok yang kredibel, track record jelas dan kompeten," tegas Anthony.
Antusiasme terhadap Danantara didukung oleh beberapa faktor, termasuk inovasi dalam sistem pengelolaan, adopsi teknologi mutakhir, serta penerapan best practice global yang menjadi nilai tambah signifikan. Anthony juga menyoroti pentingnya sumber daya manusia (SDM) profesional di semua tingkatan, bukan hanya di level atas dan manajemen, tetapi juga perlu dikelola secara profesional.
Ia menekankan bahwa SDM yang dibutuhkan bukan hanya unggul secara teknis dan memiliki integritas, tetapi juga harus memiliki visi strategis yang jelas.
"Temasek menunjukkan bahwa sinergi antara kepemimpinan visioner dan pengelolaan profesional menghasilkan kinerja optimal. Jika dilakukan dengan baik akan membawa dampak positif jangka panjang,” ujar pakar digital itu.
Fokus Investasi pada Energi Hijau dan Teknologi Mutakhir
Pemerintah telah menyiapkan sejumlah proyek yang akan menjadi sasaran investasi Danantara. Beberapa di antaranya adalah potensi energi hijau (green energy) sebesar 60-70 gigawatt, genome sequencing, dan artificial intelligence (AI).
Anthony berharap konsolidasi ini dapat menghadirkan investasi yang berkelanjutan, sehingga menjadi game changer dalam pengelolaan aset negara, sekaligus membuka peluang kerja sama strategis internasional.
"Harapannya dengan konsolidasi ini bisa hadirkan investasi yang berkelanjutan sehingga menjadi game changer dalam pengelolaan aset negara, sekaligus membuka peluang kerja sama strategis internasional," jelasnya.
Danantara: SWF Terbesar Keempat di Dunia
Peluncuran Danantara secara resmi dilakukan pada hari ini oleh Presiden Prabowo Subianto. Dalam pidato politiknya pada acara HUT Ke-17 Partai Gerindra beberapa waktu lalu, Prabowo menyatakan, "Tanggal 24 Februari yang akan datang, kita akan luncurkan Dana Investasi Indonesia yang saya beri nama Danantara."
Danantara akan menjadi lembaga pengelola modal besar di Indonesia, dengan operasional yang diharapkan mirip dengan holding Temasek dari Singapura. Nantinya, Danantara akan mengelola aset senilai 900 miliar dolar AS atau sekitar Rp 14.715 triliun (kurs Rp 16.350). Dengan aset sebesar itu, Danantara akan menjadi sovereign wealth fund (SWF) terbesar keempat di dunia.
Kehadiran Danantara diharapkan dapat membawa angin segar bagi pengelolaan BUMN di Indonesia, serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan melalui investasi strategis di berbagai sektor.
Sumber: ekonomi.republika.co.id