Ekonomi & Bisnis 19 Jun 2025, 03:08

BPS Umumkan Pertumbuhan Ekonomi Hari Ini, Sesuai Ramalan Sri Mulyani?

BPS Umumkan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II 2022 Hari Ini, Sesuai Ramalan Sri Mulyani? Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) dijadwalkan akan mengumumkan angka pertumbuhan ekonomi Indon...

BPS Umumkan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II 2022 Hari Ini, Sesuai Ramalan Sri Mulyani?

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) dijadwalkan akan mengumumkan angka pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk kuartal II-2022 pada hari ini. Pengumuman ini menjadi sorotan utama, terutama karena Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, dan Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, sebelumnya telah menyampaikan optimisme bahwa pertumbuhan ekonomi pada periode tersebut akan berada di atas 5%.

Berbagai kalangan ekonom juga telah memberikan proyeksi mereka mengenai pertumbuhan ekonomi kuartal II ini. Ekonom dan Co-Founder & Dewan Pakar Institute Social, Economics and Digital, Ryan Kiryanto, memperkirakan bahwa Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia akan tumbuh 5,1% secara tahunan (year-on-year/yoy).

"PDB Indonesia di kuartal II-2022 diperkirakan tumbuh 5,1% didukung oleh pemulihan perekonomian dari sisi belanja rumah tangga mungkin tumbuh 5,2% yoy, investasi langsung (PMTB), belanja pemerintah dan surplus ekspor-impor," ujar Ryan. Ia menambahkan bahwa konsumsi rumah tangga domestik memberikan kontribusi sekitar 56%, belanja pemerintah 10%, investasi 30%, dan ekspor-impor 4%.

Ryan juga menyoroti bahwa secara spasial, Pulau Jawa diperkirakan akan tumbuh lebih tinggi, sekitar 5,2%, dibandingkan dengan pertumbuhan nasional yang diproyeksikan sebesar 5,1%. Kontribusi Jawa terhadap PDB nasional mencapai 54%, diikuti oleh Sumatera (21%), serta Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Bali, dan Nusa Tenggara.

"Pembukaan aktivitas menjadi faktor utama pemicu pemulihan ekonomi, terutama di Mei-Juni karena libur panjang mendorong mobilitas orang dengan konsumsi hospitality atau kuliner (makanan, minuman) dan transportasi yang tinggi sehingga menjadi penyebab dominan kenaikan inflasi mendekati 4,5% per Juni," jelas Ryan.

Sementara itu, Ekonom PermataBank, Josua Pardede, memberikan perkiraan yang sedikit lebih rendah, yaitu sekitar 4,88% yoy untuk pertumbuhan ekonomi kuartal II-2022. Menurutnya, pertumbuhan ekonomi akan didorong oleh konsumsi rumah tangga, investasi, dan ekspor. Josua memperkirakan konsumsi rumah tangga akan tumbuh sekitar 5,25% yoy, meningkat dari kuartal sebelumnya yang sebesar 4,34% yoy.

"Dilihat dari leading indicator konsumsi pada kuartal II-2022, sebagian besar indikator konsumsi mencatatkan kondisi yang solid seperti mobilitas masyarakat, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK), penjualan eceran, penjualan otomotif, pertumbuhan uang beredar (M2) dan inflasi sisi permintaan," kata Josua.

Josua mencatat bahwa Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada akhir kuartal II-2022 tercatat tetap kuat, yaitu sebesar 128,2, meningkat dari IKK pada kuartal I-2022 sebesar 111. Penjualan eceran pada kuartal II-2022 juga mengalami pertumbuhan yang signifikan, yaitu sebesar 15,4% yoy, dibandingkan dengan pertumbuhan pada kuartal sebelumnya yang sebesar 9,3% yoy.

Namun, terdapat beberapa indikator yang menunjukkan perlambatan. Pertumbuhan uang beredar (M2) pada akhir kuartal II-2022 tumbuh 10,6% yoy, melambat dari akhir kuartal I-2022 yang tercatat 13,3% yoy. Penjualan mobil secara ritel juga mencatatkan pertumbuhan yang melambat, yaitu 8,3% yoy, dari kuartal sebelumnya yang sebesar 33,7% yoy. Sementara itu, penjualan motor cenderung terkontraksi -14,9% yoy dari kuartal sebelumnya yang tercatat -2,4% yoy.

Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) dalam seri analisis Makroekonomi Indonesia Economic Outlook memprediksi bahwa ekonomi Indonesia pada kuartal II akan tumbuh 5,07%. Mereka menilai bahwa pelonggaran pembatasan mobilitas sosial, seiring dengan realisasi vaksinasi yang lebih cepat, mendukung pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang signifikan.

"Terlepas dari tekanan eksternal yang dapat mengarah pada kombinasi perlambatan ekonomi dan peningkatan tekanan inflasi, data sektor riil Indonesia menunjukkan bahwa aktivitas konsumen dan produsen masih bertahan kuat," tulis LPEM FEB UI.

Dengan berbagai proyeksi yang telah disampaikan oleh para ekonom, pengumuman resmi dari BPS hari ini akan menjadi penentu apakah pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2022 sesuai dengan harapan pemerintah dan proyeksi para ahli. Hasil pengumuman ini tentu akan menjadi perhatian pelaku pasar dan masyarakat luas, serta memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai arah dan ketahanan ekonomi Indonesia di tengah berbagai tantangan global.

Sumber: finance.detik.com