Nasional 17 Jul 2025, 19:59

BMKG: Gempa Hari ini Kamis 17 Juli 2025, Dua Kali Getarkan Indonesia

BMKG: Gempa Hari Ini Kamis 17 Juli 2025, Dua Kali Getarkan Indonesia Jakarta - Gempa bumi kembali mengguncang wilayah Indonesia pada hari Kamis, 17 Juli 2025. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofi...

BMKG: Gempa Hari Ini Kamis 17 Juli 2025, Dua Kali Getarkan Indonesia

Jakarta - Gempa bumi kembali mengguncang wilayah Indonesia pada hari Kamis, 17 Juli 2025. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat dua kejadian gempa hingga pukul 19.00 WIB. Gempa pertama terjadi di Sanggau, Kalimantan Barat, disusul gempa kedua di Wanokaka, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Gempa pertama terjadi pada pukul 12:02:36 WIB di wilayah Sanggau, Kalimantan Barat. BMKG melaporkan pusat gempa berada di darat, sekitar 22 kilometer barat laut Sanggau.

"Pusat gempa berada di darat 22 kilometer barat laut Sanggau," demikian pernyataan BMKG seperti dikutip dari laman resminya, Kamis (17/7/2025).

Episenter gempa terletak pada koordinat 0,26 Lintang Utara (LU) dan 110,36 Bujur Timur (BT) dengan magnitudo 3,2 dan kedalaman 2 kilometer. Getaran gempa dirasakan dengan intensitas II-III Modified Mercalli Intensity (MMI) di Sanggau.

Gempa kedua terjadi pada pukul 16:04:27 WIB di Wanokaka, Nusa Tenggara Timur (NTT). Gempa ini memiliki kekuatan magnitudo 5,8 dengan kedalaman 10 kilometer. Pusat gempa berada di laut, sekitar 31 kilometer barat daya Wanokaka.

Getaran gempa dirasakan di beberapa wilayah dengan intensitas yang berbeda. Lombok Tengah, Lombok Timur, dan Lombok Barat merasakan getaran dengan intensitas II MMI. Tambolaka merasakan getaran dengan intensitas II-III MMI. Sementara itu, Kabupaten Bima, Kota Bima, Sumbawa Barat, dan Sumbawa merasakan getaran dengan intensitas III MMI, dan Sumba Timur merasakan getaran dengan intensitas III-IV MMI.

BMKG memastikan bahwa gempa di Wanokaka tidak berpotensi tsunami. "Gempa tidak berpotensi tsunami," jelas BMKG dalam keterangannya. Episenter gempa ini berada pada koordinat 10,02 Lintang Selatan (LS) dan 119,22 Bujur Timur (BT).

Indonesia merupakan wilayah yang rawan terhadap bencana gempa bumi. Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi yang disebabkan oleh tumbukan antar lempeng bumi, patahan aktif, aktivitas gunung api, atau runtuhan batuan.

BMKG mendefinisikan gempa bumi sebagai peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energi di dalam bumi secara tiba-tiba, yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menjelaskan bahwa gempa bumi adalah guncangan hebat dan tiba-tiba dari tanah, yang disebabkan oleh pergerakan antara lempeng tektonik di sepanjang garis patahan di kerak bumi. Gempa bumi dapat mengakibatkan goncangan tanah, likuifaksi tanah, tanah longsor, retakan, longsoran, kebakaran, dan tsunami.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus berupaya mengatasi dampak dari bencana gempa di berbagai wilayah, termasuk Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Salah satu upaya yang dilakukan adalah membangun Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA) yang dirancang untuk tahan gempa.

Gempa bumi adalah bencana alam yang dapat menyebabkan kerugian nyawa dan material. WHO mencatat bahwa secara global, gempa bumi menyebabkan 750 ribu kematian selama kurun waktu 1998-2017, dan lebih dari 125 juta orang terkena dampak gempa bumi selama periode tersebut.

Meskipun gempa bumi tidak dapat dicegah, masyarakat dapat mempersiapkan diri untuk menghadapinya. Langkah-langkah kesiapsiagaan meliputi mengetahui prosedur evakuasi dan mematuhi pedoman keselamatan saat gempa terjadi. Dengan meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan, diharapkan dampak dari bencana gempa bumi dapat diminimalkan.

Sumber: liputan6.com