Sosial & Budaya 17 Jul 2025, 16:57

Banyak yang Usul Tanggal Peringatan Hari Kebudayaan, Fadli Zon: Paling Tepat 17 Oktober

Fadli Zon: 17 Oktober Paling Tepat Jadi Hari Kebudayaan Nasional, Ini Alasannya JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengungkapkan sejumlah usulan terkait penetapan Hari Kebudayaan Nasio...

Fadli Zon: 17 Oktober Paling Tepat Jadi Hari Kebudayaan Nasional, Ini Alasannya

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengungkapkan sejumlah usulan terkait penetapan Hari Kebudayaan Nasional yang muncul dari berbagai elemen masyarakat. Usulan ini muncul seiring dengan pembentukan Kementerian Kebudayaan pertama dalam sejarah Indonesia. Lantas, mengapa tanggal 17 Oktober dinilai paling tepat?

Fadli menjelaskan bahwa salah satu usulan paling serius datang dari kalangan seniman dan budayawan di Yogyakarta. Mereka membentuk Tim Garuda 9 Plus yang beranggotakan maestro ketoprak, pegiat tradisi, akademisi, dan dosen. Tim ini melakukan kajian mendalam untuk menentukan tanggal yang paling sesuai sebagai Hari Kebudayaan Nasional.

"Jadi, bulan Januari lalu, ini kan banyak yang mengusulkan hari kebudayaan," ujar Fadli saat ditemui di Gedung DPR RI, Kamis (17/7/2025).

Fadli menuturkan, antusiasme masyarakat terhadap Kementerian Kebudayaan sangat tinggi. Hal ini tercermin dari banyaknya aspirasi yang disampaikan, termasuk mengenai penetapan hari kebudayaan sebagai momentum nasional.

“Karena mereka sangat antusias dengan adanya kementerian kebudayaan, maka ada sejumlah usulan-usulan tentang perlunya hari kebudayaan sebagai momentum,” ucapnya.

Beberapa tanggal sempat diusulkan, termasuk 20 Oktober yang merupakan tanggal pengumuman pembentukan kementerian, serta tanggal kelahiran Ki Hajar Dewantara. Namun, setelah melalui kajian mendalam, Tim Garuda 9 Plus mengusulkan 17 Oktober sebagai tanggal yang paling tepat untuk diperingati sebagai Hari Kebudayaan. Kajian tersebut tertuang dalam dokumen setebal 79 halaman.

Alasan utama pemilihan tanggal 17 Oktober adalah karena bertepatan dengan lahirnya semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Semboyan ini kini menjadi salah satu dari empat pilar kebangsaan Indonesia, bersama dengan Pancasila, NKRI, dan UUD 1945.

“17 Oktober itu bertepatan dengan lahirnya semboyan Bhinneka Tunggal Ika, yang kini menjadi salah satu dari empat pilar kebangsaan kita, bersama Pancasila, NKRI, dan UUD 1945,” jelas Fadli.

Menurutnya, semboyan Bhinneka Tunggal Ika mencerminkan puncak kebudayaan Indonesia. Semboyan ini mampu merangkum keragaman budaya Nusantara dalam satu semangat persatuan.

Fadli menambahkan, penetapan semboyan tersebut terjadi pada masa Kabinet Sukiman. Saat itu, Presiden Soekarno menandatangani lambang negara yang memuat semboyan Bhinneka Tunggal Ika.

"Bahwa yang paling tepat itu adalah 17 Oktober, karena bertepatan dengan lahirnya semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang menjadi satu dari empat pilar kita, yaitu Pancasila, NKRI, Undang-Undang Dasar 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika," pungkasnya.

Dengan usulan ini, diharapkan Hari Kebudayaan Nasional dapat menjadi momentum penting untuk merayakan dan melestarikan kekayaan budaya Indonesia. Selain itu, peringatan ini diharapkan dapat memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa di tengah keberagaman yang ada.

Sumber: nasional.kompas.com