Aktris Muda Raya Adiwangsa Raih Penghargaan 'Best Actress' di Festival Film Internasional Berlin untuk Perannya di 'Gema Sunyi'
Tesla Kembali Pangkas Jumlah Karyawan, Capai Lebih dari 14% Sejak Akhir 2023 Jakarta, Indonesia - Produsen mobil listrik terkemuka, Tesla, kembali melakukan perampingan tenaga kerja secara signifikan....
Tesla Kembali Pangkas Jumlah Karyawan, Capai Lebih dari 14% Sejak Akhir 2023
Jakarta, Indonesia - Produsen mobil listrik terkemuka, Tesla, kembali melakukan perampingan tenaga kerja secara signifikan. Sejak tahun 2023, perusahaan yang dipimpin oleh Elon Musk ini terus mengurangi jumlah karyawannya secara global. Berdasarkan catatan internal perusahaan yang diperoleh Liputan6.com, Tesla telah memangkas lebih dari 14% tenaga kerjanya sejak akhir tahun 2023, termasuk pekerja sementara.
Data terbaru menunjukkan jumlah karyawan Tesla saat ini berada di kisaran 121.000 orang, angka ini didapatkan dari daftar distribusi email internal perusahaan pada 17 Juni 2024. Jumlah ini jauh berkurang dari angka 140.473 karyawan yang dilaporkan pada akhir Desember 2023.
CEO Tesla, Elon Musk, mengirimkan email kepada seluruh karyawan pada tanggal yang sama, mengumumkan tinjauan komprehensif terhadap kinerja karyawan untuk memberikan hibah opsi saham. "Opsi hibah juga akan diberikan kepada siapa pun yang melakukan sesuatu luar biasa bagi perusahaan," tulis Musk dalam email tersebut. Sebelumnya, perusahaan telah memberikan saham berbasis kinerja.
Pengumuman pemangkasan karyawan ini bukanlah yang pertama kali terjadi. Pada bulan April lalu, Musk telah mengumumkan rencana untuk memangkas lebih dari 10% staf Tesla. Bahkan, Bloomberg melaporkan bahwa Musk menargetkan pengurangan staf hingga 20%. Dalam laporan pendapatan kuartal pertama, Musk menyebutkan bahwa Tesla mengalami inefisiensi sebesar 25% hingga 30% setelah "periode kemakmuran yang panjang" sejak 2019.
"Kami telah melakukan beberapa koreksi," ujar Musk saat itu. "Tetapi sekarang saatnya untuk mengatur ulang perusahaan untuk fase pertumbuhan berikutnya."
Meskipun demikian, pemangkasan yang dilakukan Tesla tidak selalu berjalan mulus. Perusahaan sempat membubarkan tim Supercharging yang terdiri dari ratusan karyawan, termasuk pemimpinnya, Rebecca Tinucci. Namun, beberapa di antaranya kemudian dipekerjakan kembali setelah mendapat sorotan publik.
Pemangkasan tenaga kerja ini terjadi di tengah penurunan penjualan Tesla. Perusahaan menghadapi tantangan berupa barisan kendaraan listrik yang mulai menua, persaingan yang semakin ketat di Tiongkok, serta citra merek yang terpengaruh oleh "kejenakaan" dan "kata-kata kasar politik" Elon Musk. Pada kuartal pertama tahun ini, Tesla melaporkan penurunan pendapatan tahunan sebesar 9%, penurunan terbesar sejak 2012.
Penurunan ini sejalan dengan perlambatan pertumbuhan penjualan kendaraan listrik di seluruh industri otomotif setelah mengalami ekspansi pesat selama dua tahun terakhir. Tesla, yang Model Y-nya menjadi mobil terlaris di dunia pada tahun 2023, merasakan dampak penurunan ini secara signifikan.
Seorang karyawan Tesla yang tidak ingin disebutkan namanya mengungkapkan kekhawatiran akan adanya pemangkasan lebih lanjut pada bulan Juli, tergantung pada hasil kuartal kedua. Laporan produksi dan pengiriman untuk kuartal kedua diharapkan akan dirilis pada minggu pertama bulan Juli.
Di sisi lain, Musk telah menjanjikan kepada investor bahwa perusahaan akan segera menerbitkan "Rencana Induk" baru dan akan mengungkapkan desain "robotaxi khusus" pada 8 Agustus mendatang.
Saham Tesla sedikit berubah pada penutupan perdagangan Jumat lalu, berada di angka USD 181,71. Namun, saham perusahaan telah turun 27% sepanjang tahun ini, sementara indeks Nasdaq naik 18%.
Sebelum pengumuman pemangkasan karyawan, Elon Musk juga mengumumkan rencana untuk memberikan kompensasi berbasis saham kepada karyawan berkinerja tinggi. Rencana ini muncul setelah Musk mendapatkan persetujuan dari pemegang saham atas paket pembayaran senilai USD 56 miliar yang terdiri dari opsi saham.
"Selama beberapa minggu ke depan, Tesla akan melakukan tinjauan komprehensif untuk memberikan hibah opsi saham untuk kinerja yang luar biasa," tulis Musk dalam memo kepada karyawan. "Juga akan ada program berkelanjutan untuk memberikan hibah opsi spot bagi siapa saja yang melakukan sesuatu yang luar biasa bagi perusahaan. Terima kasih atas semua yang Anda lakukan untuk membuat Tesla sukses."
Meskipun demikian, Tesla belum memberikan pernyataan resmi terkait hal ini. Tahun lalu, perusahaan melewatkan penghargaan saham berbasis prestasi kepada karyawannya.
Margin keuntungan Tesla terpukul tahun lalu akibat pemotongan harga agresif yang dilakukan perusahaan untuk menghidupkan kembali permintaan dan menangkis persaingan. Sejak awal tahun 2024, saham Tesla telah merosot 25%, dan perusahaan memperingatkan potensi penurunan tajam dalam penjualan.
Keputusan Tesla untuk terus melakukan perampingan tenaga kerja mencerminkan tantangan yang dihadapi perusahaan di tengah persaingan yang semakin ketat dan perlambatan pertumbuhan pasar kendaraan listrik. Sementara Musk berupaya untuk "mengatur ulang perusahaan untuk fase pertumbuhan berikutnya," masa depan Tesla masih penuh dengan ketidakpastian.
Sumber: liputan6.com