5 Berita Terpopuler Internasional Hari Ini
5 Berita Terpopuler Internasional Hari Ini: Dari 'Menghilangnya' Biden di KTT G20 hingga Kontroversi Rudal AS untuk Ukraina Jakarta - Dunia internasional diwarnai berbagai peristiwa menarik perhatian...
5 Berita Terpopuler Internasional Hari Ini: Dari 'Menghilangnya' Biden di KTT G20 hingga Kontroversi Rudal AS untuk Ukraina
Jakarta - Dunia internasional diwarnai berbagai peristiwa menarik perhatian dalam beberapa waktu terakhir. Mulai dari insiden "menghilangnya" Presiden AS Joe Biden saat sesi foto bersama di KTT G20 Brasil, hingga kontroversi izin penggunaan rudal AS oleh Ukraina untuk menyerang wilayah Rusia. Berikut rangkuman lima berita internasional terpopuler hari ini, Selasa (19/11/2024):
1. Biden 'Menghilang' Saat Foto Bersama Pemimpin Dunia di KTT G20
Sebuah insiden menarik perhatian terjadi saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Rio de Janeiro, Brasil. Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden tidak terlihat dalam sesi foto bersama para pemimpin dunia. Ketidakhadiran Biden ini menimbulkan spekulasi bahwa ia menghindari tampil bersama Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergei Lavrov yang juga hadir dalam acara tersebut.
Insiden ini terjadi di Museum Seni Modern yang terletak di tepi teluk Rio de Janeiro pada Senin (18/11) waktu setempat, saat sesi foto bersama yang merupakan agenda rutin dalam setiap KTT G20. KTT G20 di Brasil ini menjadi pertemuan puncak G20 terakhir yang dihadiri Biden sebagai Presiden AS, sebelum Donald Trump akan menjabat mulai Januari tahun depan.
2. Kantor Politik Hamas Dikabarkan Pindah dari Qatar ke Turki, Benarkah?
Kabar mengenai kantor politik kelompok Hamas yang dikabarkan telah pindah dari Qatar ke Turki mencuat dan langsung dibantah oleh otoritas Turki. Pemerintah Turki menegaskan bahwa para pejabat Hamas hanya sesekali mengunjungi negara tersebut.
Namun, laporan ini telah memicu peringatan dari Amerika Serikat (AS) agar Turki tidak menjamu kepemimpinan Hamas, yang oleh Washington ditetapkan sebagai organisasi teroris.
Laporan soal pemindahan kantor politik Hamas itu mencuat setelah otoritas Qatar pekan lalu mengungkapkan pihaknya telah memberitahu Hamas dan Israel soal penangguhan upaya mediasi gencatan senjata dan pembebasan sandera di Jalur Gaza. Qatar menyatakan mediasi ditangguhkan hingga kedua pihak menunjukkan kemauan dan keseriusan.
Otoritas Qatar juga membantah laporan media yang menyebut pihaknya telah meminta Hamas untuk segera meninggalkan negara tersebut. Diketahui bahwa Hamas, yang menguasai Jalur Gaza, memiliki kantor biro politik di Doha, ibu kota Qatar.
3. Pembantai 77 Orang, Breivik Ajukan Pembebasan Bersyarat Lagi
Ekstremis sayap kanan Anders Behring Breivik, pelaku pembantaian yang menewaskan 77 orang di Norwegia dalam dua serangan pada tahun 2011, kembali mengajukan pembebasan bersyarat untuk kedua kalinya. Namun, permohonan tersebut diperkirakan akan ditolak.
Berdasarkan hukum Norwegia, pria berusia 45 tahun itu diizinkan untuk mengajukan pembebasan bersyarat lebih awal setahun sekali setelah menjalani 10 tahun hukumannya.
Permintaan pembebasan bersyarat pertamanya pada bulan Januari 2022 ditolak setelah pengadilan menyimpulkan ada "risiko yang jelas" bahwa pelaku pembantaian tersebut akan melanjutkan perilaku yang menyebabkan serangan pada 22 Juli 2011.
4. Tiba-tiba Sakit di KTT G20, Presiden Paraguay Dilarikan ke RS
Presiden Paraguay Santiago Pena dilarikan ke rumah sakit pada Senin (18/11) malam waktu setempat, saat menghadiri KTT G20 di Rio de Janeiro, Brasil. Pena dilaporkan tiba-tiba jatuh sakit saat menghadiri pertemuan tersebut.
Otoritas Brasil mengumumkan bahwa Pena kini dirawat di Rumah Sakit (RS) Samaritano, di Rio de Janeiro.
"Kami menginformasikan bahwa Presiden Republik (Paraguay), Santiago Pena, pada hari ini dirawat di Rumah Sakit Samaritano (Botafogo) di Rio de Janeiro karena sakit," demikian pernyataan yang dirilis pemerintah Paraguay.
5. Ukraina Boleh Pakai Rudal AS Serang Rusia, Sekutu Trump Kritik Biden
Keputusan Presiden AS Joe Biden yang mengizinkan Ukraina menggunakan rudal jarak jauh yang dipasok Washington untuk menyerang wilayah Rusia menuai kritik keras dari para sekutu dan calon penasihat keamanan presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump.
Biden dituduh telah memicu eskalasi yang berbahaya dengan keputusan terbaru yang diambil hanya beberapa bulan sebelum akhir masa jabatannya.
Dengan sisa masa jabatan yang tinggal dua bulan lagi, Biden melakukan perubahan kebijakan besar-besaran dengan memenuhi permintaan sejak lama dari Ukraina yang terus berperang melawan invasi militer Rusia, yang kini memasuki tahun ketiga.
Keputusan Biden ini menjadi sorotan karena berpotensi meningkatkan tensi antara AS dan Rusia, serta mengubah dinamika konflik di Ukraina. Kebijakan ini juga menjadi ujian bagi pemerintahan AS selanjutnya, di bawah kepemimpinan Donald Trump, dalam menentukan arah hubungan dengan Rusia dan dukungan terhadap Ukraina.
Sumber: news.detik.com